sekilas.co – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mengadakan edukasi ekonomi melalui gelaran “Rupiah Tresno Budoyo” di Gedung Radjawali, Semarang, dengan sasaran pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng, Nita Rachmenia, di Semarang, Sabtu, menjelaskan bahwa “Rupiah Tresno Budoyo” merupakan wujud nyata sinergi antara edukasi ekonomi dan pelestarian budaya. “Kalau sebelumnya ada Rupiah Borobudur Playon di bidang olahraga, kali ini kami mengangkat sisi budaya. Tahun ini, kami memilih tema Diponegoro karena bertepatan dengan 200 tahun Perang Jawa atau Perang Diponegoro,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi wadah bagi masyarakat, khususnya pelaku UMKM, untuk memperkuat literasi keuangan, mengenal sistem pembayaran digital, sekaligus menumbuhkan semangat kemandirian ekonomi.
Menurut Nita, nilai-nilai perjuangan Pangeran Diponegoro, seperti kemandirian dan kedaulatan, menjadi semangat utama yang ingin ditularkan kepada masyarakat, terutama para pelaku UMKM.
“Semangat itu relevan dengan konteks saat ini, yaitu memperkuat kemandirian ekonomi dan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran di era modern,” tambahnya.
Kegiatan ini diikuti sekitar 200 perempuan pelaku UMKM dari berbagai daerah di Jawa Tengah yang merupakan binaan BI Jateng, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jateng, serta pelaku usaha dari komunitas lainnya.
Pada sesi talkshow pertama, peserta mendapatkan edukasi tentang literasi keuangan dan akses layanan perbankan, dilanjutkan pelatihan pemasaran digital melalui fotografi produk.
“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian, dan lebih dari 60 persen pelakunya adalah perempuan. Di Jateng dan DIY, jumlahnya hampir 20 persen dari total nasional. Karena itu, kami ingin perempuan pelaku usaha semakin berdaya,” jelasnya.
Sesi kedua menyoroti tema kemandirian pangan, dengan menghadirkan narasumber dari komunitas sorgum dan ketela yang memperkenalkan bahan pangan alternatif.
“Melalui inovasi pangan ini, kami ingin menanamkan kesadaran bahwa kedaulatan ekonomi juga bisa dimulai dari pilihan bahan baku dalam produksi,” ujar Nita.
Ia berharap semangat perjuangan Pangeran Diponegoro bisa menginspirasi para pelaku UMKM di era digital saat ini.
“Kalau dulu semangatnya adalah berjuang untuk kemerdekaan, sekarang semangatnya adalah mandiri secara ekonomi dan berdaulat dalam inovasi. Itulah yang ingin kami hidupkan melalui ‘Rupiah Tresno Budoyo’,” pungkasnya.
BI Jateng Gelar Rupiah Tresno Budoyo untuk Perkuat Literasi Keuangan
sekilas.co – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mengadakan edukasi ekonomi melalui gelaran “Rupiah Tresno Budoyo” di Gedung Radjawali, Semarang, dengan sasaran pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).




