Benarkah Bayi yang Meninggal Bisa Melihat Orang Tuanya? Ini Penjelasan dalam Islam

foto/istimewa

sekilas.co – Tak seorang pun mengetahui batas usia hidup. Baik tua maupun muda, apabila ajal telah ditetapkan oleh Allah SWT, maka kematian pasti datang. Hal tersebut berlaku bagi siapa saja, termasuk bayi dan anakanak yang masih dalam keadaan suci dan belum ternodai dosa.

Kepergian bayi dan anakanak tentu menjadi duka mendalam bagi orang tua. Kehilangan buah hati di usia yang masih belia kerap meninggalkan luka yang sulit terobati, karena kerinduan akan kehadiran mereka akan selalu ada.

Baca juga:

Dalam ajaran Islam, bayi atau anakanak yang meninggal dunia sebelum mencapai usia baligh memiliki jaminan masuk surga. Hal ini disebutkan dalam buku Seni Menjemput Kematian karya H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., yang menjelaskan bahwa mereka yang wafat sebelum baligh akan masuk surga tanpa melalui hisab.

Lebih dari itu, bayi yang meninggal dunia juga dapat menjadi pemberi syafaat bagi kedua orang tuanya agar turut memperoleh surga. Dalam buku Fikih Anak Muslim karya Muhammad bin Saleh al-Utsaimin dijelaskan bahwa surga merupakan tempat kembali bagi anakanak dari orang mukmin yang telah wafat, karena mereka mengikuti akidah kedua orang tuanya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah At-Tur ayat 21:

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ كُلُّ امْرِئٍۢ بِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

Artinya: Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka di dalam surga, dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang telah diperbuatnya.

Namun, pertanyaan yang kerap muncul di benak banyak orang adalah, apakah bayi yang telah meninggal dunia masih bisa melihat kedua orang tuanya?

Jawabannya adalah bisa. Ruh seorang anak berada di alam barzakh dalam keadaan tenteram dan bahagia sejak wafat hingga datangnya hari Kiamat. Dalam keadaan tersebut, mereka tetap mengingat kedua orang tuanya.

Ketika diziarahi, anak yang telah meninggal diyakini mengetahui dan melihat siapa yang datang menziarahinya. Mereka dapat mendengar ucapan, menjawab salam, serta mengetahui doa-doa yang dipanjatkan untuknya. Adapun aktivitas ruh di alam barzakh pada dasarnya adalah beristirahat sambil menanti hari kebangkitan.

Ruh Orang yang Wafat Dapat Mengetahui Amal Keluarganya

Dikutip dari detikcom, ulama mazhab Syafi’i, Sayyid Sabiq, dalam kitab Fiqh Sunnah menjelaskan bahwa orang yang telah meninggal dunia pada hakikatnya dapat mendengar tangisan keluarganya dan mengetahui perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang yang masih hidup. Pendapat ini didasarkan pada sejumlah hadis, salah satunya riwayat Ibnu Jarir dari Abu Hurairah RA:

“Sesungguhnya amal perbuatan kalian diperlihatkan kepada keluarga kalian yang telah meninggal dunia. Jika yang mereka lihat adalah kebaikan, mereka akan bergembira. Namun jika yang terlihat adalah keburukan, mereka akan bersedih dan gelisah.”

Selain itu, At-Tirmidzi meriwayatkan dalam Nawadir Al-Ushul dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya amal-amal kalian diperlihatkan kepada keluarga dan kerabat kalian yang telah wafat. Jika amal itu baik, mereka akan merasa senang. Namun jika buruk, mereka berkata, ‘Ya Allah, jangan Engkau wafatkan mereka sebelum Engkau memberi mereka petunjuk sebagaimana Engkau telah memberi petunjuk kepada kami.’”

Doa untuk Bayi atau Anak Laki-Laki yang Meninggal Dunia

اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهِ وَشَفِيعًا مُجَابًا، اللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِينَهُمَا، وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُورَهُمَا، وَأَلْحِقْهُ بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِينَ، وَاجْعَلْهُ فِي كَفَالَةِ إِبْرَاهِيمَ، وَقِهِ بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيمِ

Arab latin:
Allaahumm-aj‘alhu faraṭan wa dhukhran li waalidayhi wa shafii‘an mujaaban, allaahumma thaqqil bihi mawaaziinahumaa, wa a‘ẓim bihi ujoorahumaa, wa alḥiqhu bi ṣaaliḥil-mu’miniina, wa j‘alhu fee kafaalati Ibraahiima, wa qihi bi raḥmatika ‘adhaab-al-jaḥiim.

Artinya:
Ya Allah, jadikanlah dia sebagai pahala yang mendahului dan simpanan berharga bagi kedua orang tuanya, serta pemberi syafaat yang dikabulkan. Ya Allah, dengan sebab kematiannya, beratkanlah timbangan amal kedua orang tuanya dan lipatgandakan pahala mereka. Gabungkanlah dia bersama orang-orang mukmin yang saleh, tempatkan dia dalam perlindungan Nabi Ibrahim, dan lindungilah dia dengan rahmat-Mu dari siksa neraka.

(Ad-Duroos Al-Muhimmah, Syekh Ibnu Baaz)

Doa untuk Bayi atau Anak Perempuan yang Meninggal Dunia

اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهَا وَشَفِيعَةً مُجَابَةً، اللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهَا مَوَازِينَهُمَا، وَأَعْظِمْ بِهَا أُجُورَهُمَا، وَأَلْحِقْهَا بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِينَ، وَاجْعَلْهَا فِي كَفَالَةِ إِبْرَاهِيمَ، وَقِهَا بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيمِ

Arab latin:
Allaahumm-aj‘alha faraṭan wa dhukhran li waalidayha wa shafii‘atan mujaabatan, allaahumma thaqqil biha mawaaziinahumaa, wa a‘ẓim biha ujoorahumaa, wa alḥiqha bi ṣaaliḥil-mu’miniina, wa j‘alha fee kafaalati Ibraahiima, wa qiha bi raḥmatika ‘adhaab-al-jaḥiim.

Artinya:
Ya Allah, jadikanlah dia sebagai pahala yang mendahului dan simpanan berharga bagi kedua orang tuanya, serta pemberi syafaat yang dikabulkan. Ya Allah, dengan sebab kematiannya, beratkanlah timbangan amal kedua orang tuanya dan lipatgandakan pahala mereka. Satukanlah dia bersama orang-orang mukmin yang saleh, tempatkan dia dalam perlindungan Nabi Ibrahim, dan lindungilah dia dengan rahmat-Mu dari siksa neraka.

(Ad-Duroos Al-Muhimmah, Syekh Ibnu Baaz)

Wallahu a‘lam bish-shawab.

Demikian penjelasan mengenai apakah bayi atau anak yang telah meninggal dunia dapat melihat kedua orang tuanya menurut pandangan Islam, sekaligus dilengkapi dengan doa-doa yang dianjurkan untuk anakanak yang telah berpulang.

Artikel Terkait