Beberapa Pernyataan Budi Arie di Kongres ProJo

foto/istimewa

sekilas.co – ORGANISASI relawan pendukung Joko Widodo atau Projo menggelar kongres ke-3 pada 1–2 November 2025 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Kegiatan ini disebut bakal dihadiri oleh 3.000 peserta dari 35 dewan pimpinan daerah dan 479 dewan pimpinan cabang Projo di seluruh Indonesia.

Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengatakan kongres yang bertema “Selalu Setia di Garis Rakyat” ini semestinya digelar pada penghujung tahun lalu. Namun karena sejumlah alasan teknis, agenda itu baru bisa terlaksana pada November tahun ini.

Baca juga:

Dalam kesempatan tersebut, Budi Arie melontarkan berbagai macam pernyataan yang menarik perhatian publik. Beberapa di antaranya sebagai berikut:

Terang-terangan Ingin Bergabung dengan Partai Gerindra

Dalam kongres kemarin, Budi Arie memberi sinyal bergabung dengan partai. Ia meminta relawan Projo untuk memberi pengertian mengenai hal itu.

“Jadi mohon izin jika suatu saat saya berpartai, teman-teman Projo bisa memahaminya,” ujar Budi Arie. “Enggak usah ditanya lagi partainya apa. Karena apa? Saya mungkin satu-satunya orang yang diminta oleh presiden langsung di sebuah forum.”

Ketika dipertegas seusai pembukaan, Budi Arie mengakui dirinya akan bergabung dengan Gerindra. Ia kembali menegaskan keinginan untuk memperkuat agenda politik Prabowo. “Betul. Iya lah, pasti Gerindra. Nanti kita tunggu dinamika di kongres ke-3 ini.”

Bantah Projo Singkatan dari Pro-Jokowi

Budi Arie Setiadi mengklarifikasi ihwal kepanjangan dari Projo. Menurut dia, nama Projo bukanlah singkatan dari Pro-Joko Widodo. Ia menyebut istilah itu melekat di masyarakat lantaran lebih mudah diucapkan.

“Projo itu bahasa Sanskerta-nya ‘negeri’, bahasa Jawa Kawi-nya artinya ‘rakyat’,” kata Budi Arie di sela-sela Kongres III Projo. “Projo memang enggak ada (singkatan). Cuma teman-teman media kan ya, Projo, Pro-Jokowi, itu karena gampang dilafalkan saja.”

Bakal Ubah Logo Agar Tidak Terkesan Mengkultuskan Individu

Dalam kongres, Budi Arie menyatakan Projo tengah melakukan transformasi organisasi. Transformasi itu salah satunya melalui rencana perubahan logo Projo. Alasannya agar organisasi ini tidak terkesan mendewakan figur tertentu. “Logo Projo akan kami ubah, supaya tidak terkesan kultus individu,” ucap Budi.

Saat ini, organisasi relawan Projo berlogo siluet wajah presiden ke-7, Joko Widodo. Dalam logo berwarna hitam dan merah itu, wajah Jokowi tampak menjadi inti. Di bawah siluet mantan Gubernur Jakarta itu, tertulis nama Projo.

“Projo akan melakukan transformasi organisasi, yang salah satunya adalah kemungkinan merubah logo Projo, yang nanti akan kami putuskan di kongres ke-3 ini,” ujar Budi Arie.

Sebut Prabowo-Jokowi Kerap Diadu Domba

Masih dalam forum yang sama, Budi Arie mengklaim Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo kerap diadu domba. Dalam pidatonya, eks Menteri Koperasi itu menegaskan pentingnya politik persatuan.

“Kita bicara soal bagaimana politik persatuan ini harus mewarnai perjalanan bangsa ke depan. Makanya saya selalu bilang, ini kok semua isinya adu domba? Mau diadu domba Pak Prabowo dan Pak Jokowi, diadu domba lagi si A, si B?” ucap Budi Arie di lokasi kongres, kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 November 2025.

Klaim ProJo sebagai Pelopor Pendukung Prabowo-Gibran

Budi mengklaim Projo merupakan pelopor pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Oleh karena itu, organisasi ini berkomitmen untuk terus mendukung pemerintahan. “Karena kami percaya ini mandat rakyat, kami ingin dukung, perkuat agar pemerintahan ini tidak gagal,” kata Budi Arie.

Artikel Terkait