sekilas.co – Tidak banyak yang menyadari bahwa bantal juga memiliki masa pakai, dan jika digunakan terlalu lama, dapat menimbulkan masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan.
Dikutip dari Hindustan Times, Minggu (5/10), ahli bedah ortopedi, pendidik kesehatan, dan salah satu pendiri NutriByte Wellness, Dr. Manan Vora, menjelaskan bahwa wajar jika bantal memiliki tanggal kedaluwarsa, karena bantal bersentuhan langsung dengan wajah dan mulut selama delapan hingga sepuluh jam setiap hari.
Ia menambahkan bahwa selama tidur, bantal mengumpulkan sel kulit mati, air liur, sekresi dan minyak tubuh, serta tungau debu.
“Banyak bantal terbuat dari bahan sintetis seperti busa poliuretan, dan seiring waktu, bahan-bahan tersebut dapat terurai serta melepaskan senyawa organik,” jelasnya.
Jika bantal tidak dibersihkan atau diganti secara rutin, penggunaannya dapat memicu masalah kulit seperti jerawat, alergi, iritasi, dan dalam kasus yang jarang, bahkan infeksi paru-paru serius.
“Paparan bantal kotor dalam jangka panjang dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang berpotensi fatal,” ujar Dr. Vora.
Menurut Vora, umur pakai bantal sangat tergantung pada bahan pembuatnya. Bantal berbahan poliester biasanya bertahan antara enam bulan hingga dua tahun, sedangkan bantal bulu dapat bertahan sekitar satu hingga tiga tahun.
Bantal busa memori memiliki masa pakai sekitar dua hingga tiga tahun, bantal lateks sedikit lebih lama, yakni tiga hingga empat tahun, dan bantal buckwheat termasuk yang paling tahan lama, berkisar antara tiga hingga lima tahun.
Vora menyebutkan, bantal memiliki kontak lebih dekat dengan penggunanya dibandingkan gawai atau peralatan lain, sehingga penting mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menggantinya demi kualitas tidur dan kebersihan yang optimal.
Seiring berjalannya waktu, wajar jika bantal menjadi aus, menumpuk kotoran, dan kehilangan daya dukungnya.





