Sekilas.co – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memanfaatkan limbah kelapa sawit, khususnya tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai bahan baku bioetanol melalui proses ekstraksi glukosa untuk mempercepat transisi energi di Tanah Air.
“Untuk mencapai target tersebut, diperlukan sinergi lintas sektor antara pemerintah dan dunia industri. Kami optimistis, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan dalam menghadirkan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi menyatakan, upaya ini direalisasikan melalui kerja sama antara Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Selain itu, kolaborasi juga melibatkan PT Rekayasa Industri dan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai mitra strategis BBSPJIA dalam pengembangan teknologi energi terbarukan.
“Kami berkomitmen mendukung pengembangan standardisasi serta layanan jasa industri yang dapat mendorong transformasi sektor industri menjadi lebih berdaya saing sekaligus berwawasan lingkungan,” tambahnya.
BBSPJIA memiliki peran sentral sebagai lembaga teknis yang fokus mengembangkan teknologi pemanfaatan limbah agroindustri secara optimal, kata Rizaldi.
Melalui fasilitas Pilot Plant Fraksionasi TKKS, BBSPJIA mampu mengubah limbah TKKS menjadi produk bernilai tambah seperti bioetanol, glukosa, xylosa, lignin, dan turunan lainnya.
Kepala BBSPJIA Yuni Herlina Harahap menyebut Pilot Plant Fraksionasi TKKS sebagai wadah riset dan pengembangan yang mendukung industri menghasilkan energi terbarukan dari limbah sawit yang selama ini belum dimanfaatkan maksimal.
“Proyek percontohan ini merupakan kolaborasi teknis yang diharapkan mendorong pengembangan teknologi bioenergi berkelanjutan berbasis sawit, sekaligus membuka peluang kerja sama riset lebih lanjut dalam pengembangan biomassa sebagai sumber energi ramah lingkungan,” ujarnya.
Dalam kerja sama ini, semua pihak sepakat terus menjalin komunikasi dan menjajaki peluang kolaborasi yang tidak hanya mendorong kemajuan teknologi nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar energi bersih global.
Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam menambahkan, bioetanol dari limbah sawit bukan hanya alternatif energi, tetapi juga bagian dari ekonomi sirkular yang mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit yang sangat dominan di Indonesia.
“Kami mengapresiasi peran BBSPJIA sebagai lembaga riset yang menghadirkan solusi teknologi nyata untuk menghadapi tantangan energi masa depan,” kata dia.
PT TMMIN menegaskan komitmennya mendukung semua inisiatif yang mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi hijau.





