Sekilas.co – Sebanyak 20 anak di RT 18, Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, diduga mengalami gangguan kesehatan setelah adanya uji coba atau commissioning fasilitas pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara. Peristiwa ini menjadi sorotan publik dan viral di berbagai media sosial setelah sejumlah warga melaporkan munculnya bau busuk menyengat yang diduga berasal dari area proyek RDF tersebut.
Menurut keterangan warga, bau tidak sedap yang muncul sejak beberapa hari terakhir membuat banyak anak mengalami gejala batuk, pilek, dan sebagian di antaranya demam. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat karena lokasi permukiman mereka berada tidak jauh dari area pengolahan sampah RDF. Para orang tua kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak kelurahan dan instansi terkait untuk meminta perhatian pemerintah daerah.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, memastikan bahwa pihaknya langsung bergerak cepat untuk menangani warga yang terdampak. Ia menjelaskan, DLH DKI Jakarta telah melakukan koordinasi intensif dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta guna memastikan seluruh warga, khususnya anak–anak yang mengalami keluhan kesehatan, mendapatkan penanganan medis yang memadai.
“Hari Senin sore kami sudah berkoordinasi dengan Kadis Kesehatan. Sejak hari Selasa, tim kesehatan dari Puskesmas Rorotan maupun Puskesmas Cakung telah turun langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada warga terdampak. Itu berdasarkan laporan resmi yang saya terima dari Bu Kadis Kesehatan,” kata Asep di Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Asep menambahkan, dari hasil pemantauan tim medis, Puskesmas Cakung telah menangani sedikitnya 11 pasien anak dengan keluhan batuk dan pilek, baik tanpa demam maupun disertai demam ringan. Sementara itu, beberapa anak lain dirawat di rumah dengan pemantauan tenaga kesehatan. Berdasarkan laporan terakhir, sebagian besar anak yang sempat dilaporkan sakit kini mulai membaik dan berangsur pulih setelah mendapatkan pengobatan serta istirahat yang cukup.
Lebih lanjut, Asep mengingatkan agar masyarakat tidak langsung menyimpulkan bahwa keluhan kesehatan tersebut sepenuhnya disebabkan oleh aktivitas RDF Rorotan. Menurutnya, dibutuhkan hasil pemeriksaan menyeluruh dari tim ahli lingkungan dan kesehatan sebelum menetapkan adanya hubungan sebab-akibat yang pasti.
“Mungkin sama-sama kita ketahui bahwa saat ini kondisi cuaca sedang tidak menentu, memasuki musim pancaroba. Jadi, memastikan bahwa gejala yang dialami warga itu akibat dari dampak RDF Rorotan, kami belum bisa memastikan secara ilmiah. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan lapangan dan analisis laboratorium udara,” ujarnya.
DLH DKI Jakarta, lanjut Asep, juga akan melakukan pengukuran kualitas udara dan uji emisi di sekitar area RDF Rorotan untuk memastikan bahwa kegiatan uji coba fasilitas tersebut sesuai dengan standar lingkungan yang berlaku. Ia menegaskan bahwa pemerintah provinsi berkomitmen menjaga keseimbangan antara pengelolaan sampah modern dan keselamatan warga sekitar.
Sementara itu, pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga telah menurunkan tim medis untuk melakukan pendataan warga terdampak dan memberikan obat-obatan dasar. “Kami ingin memastikan semua anak yang mengalami gejala mendapat perawatan yang tepat. Tim juga akan terus memantau perkembangan kondisi kesehatan mereka dalam beberapa hari ke depan,” jelas Asep.
Meski situasi mulai terkendali, warga berharap pemerintah dapat mengevaluasi ulang tahapan uji coba RDF Rorotan agar kejadian serupa tidak terulang. Beberapa warga mengaku khawatir bila aktivitas operasional penuh nantinya menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang.
Dengan adanya koordinasi lintas dinas serta perhatian dari Pemprov DKI Jakarta, Asep optimistis bahwa penanganan terhadap kasus ini akan berjalan baik. “Kami pastikan langkah-langkah pengawasan dan penanganan sudah dilakukan dengan cepat dan sesuai prosedur. Tujuan kami adalah memastikan kegiatan RDF tetap berjalan dengan aman tanpa mengganggu kesehatan masyarakat sekitar,” pungkasnya.





