Hati-Hati! Efek Bahan Kimia dalam Produk Perawatan Kulit

foto/istimewa

sekilas.co – Dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika menekankan pentingnya mewaspadai efek jangka panjang penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung bahan kimia seperti hidrokuinon dan retinoid terhadap kesehatan kulit.

Menurut dr. Amaranila Lalita Drijono, Sp.DVE, FINSDV, FAADV, penggunaan produk semacam itu tanpa resep dokter dapat memicu reaksi iritasi pada kulit.

Baca juga:

“Efek jangka pendek pun pasti ada. Misalnya memakai retinol, kalau dipakai sembarangan bisa menimbulkan iritasi kulit, dermatitis kontak iritan, karena belum terbiasa dengan dosis yang agak tinggi,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu ketika dihubungi ANTARA pada Selasa.

Penggunaan hidrokuinon melebihi kebutuhan, menurutnya, bisa menimbulkan efek samping berupa ochronosis, yaitu penumpukan asam di bawah kulit yang menyebabkan munculnya flek hitam.

Kondisi tersebut sulit diobati, dan flek hitam bisa terus muncul jika produk perawatan kulit yang mengandung hidrokuinon dipakai bertahun-tahun.

Dokter Amaranila juga menambahkan, penggunaan produk dengan kandungan hidrokuinon tinggi dapat memicu reaksi alergi pada pasien dengan riwayat alergi, membuat kulit kemerahan, dan meningkatkan risiko kanker kulit.

“Jadi itu efek samping yang kita takutkan dari hidrokuinon, karena itulah sebenarnya hidrokuinon dengan dosis 4 persen tidak boleh dijual bebas,” ujarnya.

Hidrokuinon adalah senyawa organik yang digunakan sebagai agen pemutih kulit. Produk perawatan kulit yang mengandung hidrokuinon umumnya aman jika digunakan sesuai resep dokter.

Dokter akan merekomendasikan penggunaan produk hidrokuinon sesuai kebutuhan berdasarkan kondisi kulit pasien. Biasanya, dokter meresepkan produk dengan kandungan hidrokuinon 2 sampai 4 persen.

Sementara itu, kandungan hidrokuinon pada produk perawatan kulit yang dijual bebas tidak boleh melebihi batas aman 2 persen.

Penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung retinoid sebaiknya dilakukan dengan hati-hati.

Retinoid adalah turunan vitamin A yang biasa digunakan untuk mempercepat regenerasi kulit, yang rata-rata terjadi sekitar setiap 28 hari.

Namun, kandungan retinoid yang terlalu tinggi pada produk perawatan kulit dapat memicu pergantian kulit yang sangat cepat, sehingga pasien mengalami pengelupasan hebat dan kemerahan pada kulit.

Dr. Amaranila menjelaskan bahwa saat proses pengelupasan, sebagian kulit menjadi menipis. Kondisi ini meningkatkan sensitivitas kulit, sehingga terasa tidak nyaman saat terkena sinar matahari.

“Maka itulah yang kita katakan bisa terjadi efek samping karena ada daerah-daerah yang tidak dilindungi. Kurangnya proteksi membuat sinar matahari masuk dengan kuat ke kulit, dan tentu merusak kulit tersebut karena tidak ada perlindungan,” paparnya.

Ia menambahkan, penggunaan jangka panjang produk perawatan kulit yang mengandung hidrokuinon atau retinoid bisa menyebabkan kerusakan kulit permanen, perubahan warna kulit, penipisan kulit, risiko dermatitis, serta risiko kanker kulit.

Selain itu, penggunaan produk perawatan kulit jenis ini juga bisa menimbulkan ketergantungan.

Dokter Amaranila menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit sebelum menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung hidrokuinon atau retinoid.

Dokter dapat merekomendasikan dosis hidrokuinon atau retinol yang tepat sesuai kondisi kulit pasien serta cara penggunaannya.

Produk dengan kandungan bahan aktif ini disarankan digunakan pada malam hari, atau jika dipakai pada siang hari, harus disertai dengan tabir surya.

Dokter juga menegaskan bahwa perempuan hamil tidak boleh menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung retinoid, terutama yang berbentuk obat diminum.

Artikel Terkait