sekilas.co – Aroma kaldu sapi langsung tercium begitu tim ANTARA memasuki gerai Bakso Boedjangan di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan.
Di tengah hiruk-pikuk pelanggan muda dan alunan musik lembut, suasana terasa lebih modern dibandingkan outlet sebelumnya. Pencahayaan hangat, udara sejuk, dan aroma kaldu yang perlahan naik dari dapur menciptakan kombinasi yang menenangkan.
Bakso Boedjangan, yang berdiri sejak 2015 di bawah CRP Group, kini hadir dengan konsep baru. Interior dan pelayanannya disesuaikan dengan gaya hidup konsumen masa kini, sambil tetap mempertahankan karakter utama: rasa bakso yang kuat dan kuah yang gurih.
Menu barunya menawarkan berbagai varian, mulai dari bakso telur, bakso keju, bakso tahu, hingga kuah keju yang dikembangkan khusus.
Mencicip Kehangatan
Tim ANTARA mencoba Bakso Paket Iga, salah satu menu utama dalam konsep baru ini. Satu mangkuk berisi iga sapi, mie telur, bihun, bakso kecil, bakso urat, sawi, dan pangsit goreng. Kuah kaldu sapi yang bening menghadirkan rasa gurih alami sejak sendok pertama. Iga-nya empuk dan mudah lepas dari tulang, dengan daging yang manis lembut berpadu kaldu.
Bakso urat memberikan tekstur tegas di antara kelembutan iga, setiap gigitannya padat dan berisi tanpa rasa kenyal berlebihan. Pangsit goreng menambah sensasi renyah sebagai selingan ringan di antara suapan kuah hangat.
Menu kedua, Bakso Isi Keju, menghadirkan perpaduan rasa klasik dan modern. Bakso besar berisi keju meleleh di tengah, disajikan bersama mie telur, bihun, bakso kecil, sawi, dan pangsit goreng. Keju di dalam bakso terasa lembut dan creamy, menambah lapisan gurih tanpa menutupi cita rasa daging sapi.
Selain itu, pengunjung bisa menambahkan taburan untuk bakso, seperti bakso goreng, kulit pangsit goreng, atau kikil.
Product and Research Development Manager CRP Group, Rifky, yang dikenal dengan sapaan Chef Kiky, menjelaskan bahwa proses menciptakan menu baru ini memakan waktu cukup lama.
“Kami riset lebih dari setahun. Kami mencoba banyak rempah supaya rasa kaldunya lebih kaya tapi tetap ringan,” ujarnya.
Menurut dia, kunci kelezatan bakso terletak pada komposisi bahan.
“Kalau mau juicy, pilih daging yang ada lemaknya. Untuk tekstur yang lebih tegas, bisa pakai bagian sengkel atau sandung lamur. Tapi jangan terlalu banyak tepung. Cukup satu banding satu,” kata dia.
Di konsep barunya, Bakso Boedjangan memperlakukan semangkuk bakso seperti panggung kecil bagi rasa. Terdapat 11 varian bakso yang ditawarkan, mulai dari yang klasik hingga yang eksperimental.
Ada Bakso Cincang dengan gigitan gurih yang padat, Bakso Keju berisi lelehan keju lembut di tengah daging, hingga Bakso Membara untuk pecinta pedas, yang menghadirkan sambal cabai di dalamnya.
Bakso Telur juga tersedia, dengan isian telur bulat utuh yang memberikan tekstur berbeda di antara kuah kaldu yang gurih. Setiap paket disajikan lengkap dengan mie telur, bihun, sawi, dan pangsit goreng, dengan harga mulai dari Rp30.000 per porsi.
Rahasia Dapur
Di dapur penelitian CRP Group, pembuatan bakso dilakukan dengan presisi. Penggunaan es batu saat penggilingan menjadi salah satu langkah penting.
“Es menjaga suhu agar protein daging tidak rusak. Kalau panas, tekstur bisa berubah, jadi kami tidak perlu bahan pengenyal tambahan,” kata Chef Rifky.
Ia menambahkan bahwa kuah menjadi elemen paling krusial.
“Saya ingin kuah yang bisa langsung dinikmati tanpa diracik. Gurihnya harus alami. Rempah kami uji satu per satu untuk mendapatkan komposisi terbaik,” ujarnya.
Selain kuah kaldu klasik, Boedjangan memperkenalkan varian kuah keju yang lembut dan creamy. Keju dikembangkan khusus agar menyatu dengan kaldu tanpa membuat rasa berat.
“Kami ingin menghadirkan sesuatu yang baru untuk pelanggan muda, tapi tetap punya karakter Indonesia,” ujar Rifky.
Untuk pecinta pedas, tersedia varian kuah membara yang menggunakan cabai berkualitas berbeda.
“Level satu saja sudah pedas sekali,” katanya sambil tersenyum.
Di konsep barunya, Bakso Boedjangan memperlakukan semangkuk bakso seperti panggung kecil bagi rasa. Terdapat 11 varian bakso yang ditawarkan, mulai dari yang klasik hingga yang eksperimental.
Ada Bakso Cincang dengan gigitan gurih yang padat, Bakso Keju berisi lelehan keju lembut di tengah daging, serta Bakso Membara bagi pecinta pedas, yang menghadirkan sambal cabai di dalamnya.
Bakso Telur juga tersedia, dengan isian telur bulat utuh yang menambah tekstur berbeda di antara kuah kaldu yang gurih. Setiap paket disajikan lengkap dengan mie telur, bihun, sawi, dan pangsit goreng, dengan harga mulai dari Rp30.000 per porsi.
Rahasia Dapur
Di dapur penelitian CRP Group, proses pembuatan bakso dilakukan dengan presisi. Penggunaan es batu saat penggilingan menjadi salah satu langkah penting.
“Es menjaga suhu agar protein daging tidak rusak. Kalau panas, tekstur bisa berubah, jadi kami tidak perlu bahan pengenyal tambahan,” kata Chef Rifky.
Ia menambahkan bahwa kuah merupakan elemen paling krusial.
“Saya ingin kuah yang bisa langsung dinikmati tanpa diracik. Gurihnya harus alami. Rempah kami uji satu per satu untuk mendapatkan komposisi terbaik,” ujarnya.
Selain kuah kaldu klasik, Boedjangan memperkenalkan varian kuah keju yang lembut dan creamy. Keju dikembangkan khusus agar menyatu dengan kaldu tanpa membuat rasa berat.
“Kami ingin menghadirkan sesuatu yang baru untuk pelanggan muda, tapi tetap memiliki karakter Indonesia,” ujar Rifky.
Bagi pecinta pedas, tersedia varian kuah membara yang menggunakan cabai berkualitas berbeda.
“Level satu saja sudah pedas sekali,” tambahnya sambil tersenyum.
Menutup Hari dengan Manis
Setelah menikmati bakso, tim ANTARA juga mencoba salah satu menu pencuci mulut dalam konsep baru, Es Duren Kesepian. Namanya unik, dan rasanya tak mengecewakan.
Es serutnya halus, berpadu dengan potongan durian segar, krim durian, dan gula aren.
Rasa manis dan lembutnya memberikan keseimbangan setelah kuah bakso yang gurih dan pedas. Aroma durian terasa kuat, namun tidak menusuk. Setiap sendok menghadirkan sensasi dingin yang menenangkan, seperti jeda kecil setelah hidangan berat.
“Kalau bakso itu hangat dan menguatkan, es durian ini menenangkan,” kata Ayay, salah satu pelanggan yang ditemui di lokasi.
Bagi Boedjangan, inovasi seperti ini menjadi bagian dari upaya memperluas cita rasa lokal. Dari mangkuk bakso hingga semangkuk es, mereka mencoba menjaga keseimbangan antara tradisi dan selera baru.
Selain Es Durian Kesepian, pengunjung juga bisa memesan varian lain dalam konsep baru, yaitu Es Nona Boedjangan yang berisi campuran cendol, biji selasih, jeli warna-warni, dan sirup manis.
Saat sore mulai turun dan pelanggan terus berdatangan, uap dari mangkuk bakso tetap mengepul. Di tengah ruangan yang ramai, ada kehangatan yang tak berubah, dari kuah gurih, daging padat, hingga manis dingin yang menutup semuanya dengan tenang.
Ternyata, semangkuk bakso bukan hanya soal rasa. Ia menyimpan cerita tentang upaya menjaga sesuatu yang sederhana agar tetap bermakna di tengah dunia yang terus bergerak.





