Pertemuan Trump dan Xi Jinping, Prabowo Yakin Bisa Pengaruhi Stabilitas Global

foto/istimewa

Sekilas.co – PRESIDEN Prabowo Subianto menanggapi pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat, 31 Oktober 2025. Prabowo berharap pertemuan tersebut dapat memengaruhi ketenangan dunia.

“Alhamdulillah, ketemu Presiden Trump dari Amerika, jumpa dengan Presiden Xi Jinping. Saya dengar juga suasananya positif. Ini yang kita harapkan, karena akan sangat memengaruhi ketenangan dunia. Ekonomi dunia sangat tergantung ketenangan,” kata Prabowo di Korea Selatan, Jumat, 31 Oktober 2025, dipantau melalui YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga:

Presiden menilai, dunia saat ini sedang menghadapi tantangan besar berupa perang tarif, ketegangan geopolitik, dan konflik di berbagai kawasan. Dalam kondisi tersebut, langkah diplomasi bisa menurunkan suhu ketegangan dan membangun rasa saling percaya antarnegara, sekaligus menjadi kunci untuk menjaga kestabilan ekonomi global.

“Banyak sekali konflik. Kita berusaha untuk menurunkan suhu, meredakan,” ujar Prabowo.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk menghentikan saling balas dalam perang dagang yang selama ini menekan perekonomian global. Kesepakatan dicapai di sela-sela KTT APEC di Korea Selatan pada Kamis, 30 Oktober 2025. Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama kedua pemimpin sejak 2019. Menurut laporan Al Jazeera, pertemuan berlangsung selama 1 jam 40 menit, lebih singkat dari yang dijadwalkan. Meski demikian, Trump menyebut hasilnya luar biasa.

“Saya pikir ini pertemuan yang luar biasa,” kata Trump kepada wartawan setelah pertemuan. Ia menggambarkan hasilnya dengan skor “12 dari 10”.

Dilansir dari NBC News, kedua pemimpin sepakat untuk memberlakukan gencatan dagang selama satu tahun, yang mencakup komitmen menunda kebijakan yang dapat memperburuk tensi ekonomi global.

Di bawah kesepakatan itu, Amerika Serikat akan menurunkan tarif barang asal China dari rata-rata 57 persen menjadi 47 persen, sementara Beijing sepakat menunda penerapan pembatasan ekspor atas lima jenis logam tanah jarang (rare earth) yang diumumkan bulan ini. Namun, pembatasan terhadap tujuh jenis lainnya yang telah ditetapkan sejak April tetap berlaku.

Logam tanah jarang merupakan bahan penting untuk pembuatan perangkat strategis seperti turbin, kendaraan listrik, dan pesawat tempur. China, yang menguasai hampir seluruh pasokan global logam ini, selama ini menggunakan kebijakan ekspor sebagai alat tawar dalam hubungan dagang dengan Amerika.

Trump mengatakan kesepakatan ini akan memberikan kepastian bagi industri global.

“Semua soal logam tanah jarang sudah diselesaikan, dan ini berlaku untuk seluruh dunia,” ujarnya.

Artikel Terkait