Analis: Dampak Penurunan Suku Bunga The Fed ke RI Hanya Bersifat Jangka Pendek

foto/istimewa

sekilas.co – Senior Market Chartist Mirae Asset Indonesia, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa keputusan bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga sebesar 0,25 basis poin ke kisaran 3,75–4,00 persen akan berdampak pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam jangka pendek.

“Selain dinamika dari The Fed, faktor perilisan laporan keuangan per September 2025 juga turut memengaruhi pergerakan indeks dalam jangka pendek,” ujar Nafan dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat, 31 Oktober 2025.

Baca juga:

Di sisi lain, Nafan menyebut langkah The Fed ini sekaligus menandai berakhirnya kebijakan pengetatan kuantitatif pada 1 Desember 2025. Namun, Nafan menambahkan bahwa The Fed mengingatkan inflasi masih berada di atas target bank sentral.

Sementara itu, Pemerintah Indonesia masih melakukan negosiasi terkait kebijakan tarif dengan Pemerintah Amerika Serikat dan menargetkan tarif nol persen. “Perjanjian tarif diperkirakan baru dapat disepakati pada November 2025,” ujar Nafan.

Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Taufan Dimas Hareva menjelaskan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed yang akan bertahan tinggi lebih lama. “Hal ini terjadi seiring sejumlah data ekonomi AS yang tetap kuat, termasuk pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan klaim pengangguran mingguan yang masih stabil,” ucapnya, Kamis, 30 Oktober 2025, seperti dikutip dari Antara.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Rabu sore tercatat melemah 9 poin atau 0,05 persen ke level Rp16.617 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp16.608 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu juga melemah ke posisi Rp16.631 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.622 per dolar AS.

Artikel Terkait