Jangan Abaikan 5 Penyebab Tubuh Lemas Saat Haid dan Cara Mengatasinya

foto/istimewa

sekilas.co – Siklus haid pada perempuan sering disertai berbagai gejala yang kurang menyenangkan, salah satunya penurunan energi yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama jika disertai kram perut.

Banyak perempuan merasakan tubuh menjadi lebih lelah, lesu, dan kurang bertenaga selama menstruasi. Sebenarnya, merasa lelah saat haid adalah hal wajar, karena tubuh sedang bekerja ekstra.

Baca juga:

Energi yang dibutuhkan selama menstruasi seperti kontraksi rahim dan peluruhan lapisan rahim dapat menyebabkan kelelahan, jelas dokter kandungan asal Amerika Serikat dan mantan pejabat medis WHO, Kelly Culwell, MD, kepada Women’s Health.

Memahami penyebab dan gejala kelelahan saat menstruasi bisa sangat bermanfaat, terutama jika gejala ini mengganggu rutinitas harian. Namun, jika kelelahan terjadi terus-menerus setiap bulan, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

Jangan anggap enteng betapa melelahkannya menstruasi. Semua gejala yang muncul setiap bulan mulai dari kram perut, sakit kepala, hingga pendarahan dapat membuat tubuh terasa kelelahan secara keseluruhan, ujar Dr. Culwell. Apalagi, kram perut akibat kontraksi otot rahim bisa mengganggu kenyamanan dan menguras energi.

Selama siklus haid, tubuh perempuan mengalami fluktuasi hormon estrogen dan progesteron. Menjelang dan selama menstruasi, kadar hormon ini menurun drastis. Mengutip London Women’s Centre, penurunan estrogen bisa memengaruhi suasana hati, energi, bahkan kualitas tidur.

Inilah salah satu alasan utama mengapa tubuh terasa lebih lelah dan lesu, yang biasa disebut kelelahan menstruasi (period fatigue). Tenang saja, biasanya energi akan kembali normal dalam beberapa hari seiring dengan meningkatnya kadar hormon.

Menurut American Journal of Clinical Nutrition (2009), setidaknya 5% perempuan mengalami anemia defisiensi zat besi akibat perdarahan hebat saat menstruasi. Tingkat kelelahan seseorang sebagian dipengaruhi oleh seberapa banyak darah yang hilang.

Selama haid, tubuh kehilangan darah, yang berarti juga kehilangan zat besi. Kekurangan zat besi menghambat produksi hemoglobin, yang dibutuhkan sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Ketika kadar zat besi menurun, pasokan oksigen ke jaringan tubuh berkurang, sehingga muncul rasa lemas dan kelelahan. Namun, kadar zat besi biasanya kembali normal beberapa hari setelah perdarahan berhenti.

Selain itu, menurut Medical News Today, beberapa perempuan mengalami sulit tidur atau tidur tidak nyenyak selama haid akibat nyeri perut, perubahan hormon, atau perubahan suasana hati. Kurang tidur secara langsung memengaruhi energi dan konsentrasi, sehingga wajar jika keesokan harinya tubuh terasa lelah dan lesu.

Salah satu faktor lainnya? Studi dalam Physiological Reports menunjukkan bahwa suhu basal tubuh (suhu terendah saat istirahat) berubah di berbagai titik selama haid, yang turut memengaruhi kualitas tidur.

Jika kamu merasa lelah berlebihan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Mengutip Women’s Health, kelelahan yang meningkat saat menstruasi bisa jadi disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti anemia atau hipotiroidisme (tiroid kurang aktif), yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

Selain itu, endometriosis dan fibroid rahim juga bisa menimbulkan kelelahan karena menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat. Namun, rasa lelah berlebihan saat haid biasanya bukan satu-satunya gejala yang dirasakan.

Meski olahraga mungkin menjadi hal terakhir yang kamu inginkan saat menstruasi, para ahli mengatakan aktivitas fisik dapat membantu meredakan gejala PMS, menurut tinjauan tahun 2023 di jurnal Women.

Thomas Ruiz, MD, Kepala Obstetri dan Ginekologi di MemorialCare Orange Coast Medical Center, menjelaskan kepada Verywell Health bahwa salah satu manfaat utama berolahraga saat haid adalah meredakan kram dan nyeri. Orang yang rutin berolahraga melepaskan lebih banyak endorfin, zat pereda nyeri alami, serta dopamin yang membuat tubuh merasa nyaman. Aktivitas ringan seperti jalan kaki 30 menit atau yoga sudah cukup untuk memberi efek positif.

Selain olahraga, lakukan hal-hal yang mendukung kesehatan hormon, seperti tidur cukup, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, minum cukup air, dan tetap aktif bergerak.

Artikel Terkait