Harga Bitcoin Naik Tajam, Tembus Rp1,9 Miliar

foto/Shutterstock

Sekilas.co – Mata uang kripto Bitcoin (BTC) mulai menunjukkan penguatan pada perdagangan Minggu (14/9). Lonjakan harga ini terjadi menjelang keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, seiring meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga.

Berdasarkan data CoinMarketCap, harga BTC kini tembus US$ 115.772,86 atau sekitar Rp 1,90 miliar per koin (kurs asumsi Rp 16.416). Meski menguat secara mingguan sebesar 4,61%, harga harian BTC tercatat melemah 0,18%.

Baca juga:

Koin Ethereum (ETH) juga mengalami penguatan, naik ke US$ 4.680,95 atau sekitar Rp 76,84 juta, meski terkoreksi 0,58% secara harian. Sepanjang sepekan terakhir, ETH menguat 8,92%.

Sementara BNB tercatat meningkat baik secara harian maupun mingguan. Harga BNB naik ke US$ 937,16 atau sekitar Rp 15,38 juta, dengan penguatan harian 1,09% dan mingguan 8,24%.

Solana (SOL) turut mencatatkan kenaikan, menguat 2,64% dalam 24 jam terakhir dan 22,85% sepanjang sepekan, menjadi US$ 248,60 atau sekitar Rp 4,08 juta per koin.

Sebelumnya, pada Jumat (12/9), BTC sempat menembus US$ 114.000 atau sekitar Rp 1,87 miliar setelah data Indeks Harga Produsen (PPI) AS untuk Agustus turun lebih besar dari perkiraan. Hal ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan September.

Data PPI utama turun menjadi 2,6% secara tahunan (perkiraan 3,3%), sedangkan PPI inti turun ke 2,8%, melemahkan proyeksi inflasi hingga kuartal IV 2025.

Secara historis, BTC cenderung bergerak volatil saat The Fed memangkas suku bunga, diikuti reli jangka panjang. Indikator Market Value to Realized Value (MVRV) dan Rasio Whale menunjukkan pola serupa, di mana aksi jual investor besar sering memicu volatilitas sebelum fase akumulasi.

“Penurunan data inflasi produsen AS menjadi katalis kuat bagi kepercayaan investor terhadap prospek bullish Bitcoin. Namun, volatilitas jangka pendek menjelang keputusan Fed minggu depan tetap perlu diwaspadai,” jelas Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, dikutip Minggu (14/9/2025).

Artikel Terkait