Sekilas.co – Industri perawatan kulit atau skincare di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya menjadi tren kecantikan, sektor ini kini menjadi bagian penting dari ekonomi kreatif dan gaya hidup modern. Data terbaru menunjukkan bahwa nilai pasar skincare di Indonesia diperkirakan mencapai miliaran rupiah, didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan kulit dan penampilan.
Menurut Andini Hapsari, analis pasar kosmetik, pertumbuhan industri skincare didorong oleh generasi milenial dan Gen Z, yang aktif mencari produk perawatan kulit melalui media sosial. Mereka tidak hanya membeli produk, tapi juga mengikuti tren, review, dan rekomendasi influencer. Hal ini membuat brand skincare lokal maupun internasional semakin kompetitif, ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (27/10).
Fenomena ini juga tercermin dalam meningkatnya jumlah startup dan brand lokal yang fokus pada skincare. Beberapa merek bahkan mampu menembus pasar internasional, berkat inovasi bahan alami dan teknologi modern. Contohnya, serum berbasis ekstrak tanaman lokal dan masker wajah ramah lingkungan yang kini menjadi favorit konsumen muda. Kreativitas dan storytelling produk menjadi kunci keberhasilan brand lokal di pasar global,” kata Andini.
Tak hanya produk, klinik dan layanan profesional skincare juga berkembang pesat. Klinik kecantikan menawarkan perawatan seperti facial, laser, dan chemical peeling dengan pendekatan medis yang aman dan efektif. Menurut dr. Wina Prameswari, dokter kulit dari Jakarta Dermaclinic, permintaan layanan ini meningkat karena konsumen kini lebih memperhatikan kualitas perawatan daripada sekadar tampilan luar.
Media sosial menjadi motor utama promosi dalam industri ini. Influencer dan beauty content creator membentuk opini publik serta memperkenalkan produk baru dengan cepat. Fenomena ini mendorong persaingan kreatif antarbrand, yang tak hanya bersaing soal kualitas, tapi juga konsep pemasaran dan interaksi dengan konsumen. Engagement digital kini sama pentingnya dengan kualitas produk itu sendiri, kata Rafi Damar, seorang content creator skincare.
Selain itu, kesadaran masyarakat akan produk ramah lingkungan dan cruelty free turut memengaruhi strategi bisnis. Banyak perusahaan kini menghadirkan kemasan daur ulang dan bahan-bahan organik untuk memenuhi tuntutan konsumen yang semakin peduli lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa industri skincare tidak hanya soal estetika, tapi juga tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Ekonomi digital juga membuka peluang baru melalui e commerce dan marketplace. Penjualan online kini mendominasi distribusi produk skincare, memungkinkan brand kecil menjangkau konsumen di seluruh Indonesia bahkan mancanegara. Data e commerce terbaru menunjukkan peningkatan signifikan transaksi produk perawatan kulit selama lima tahun terakhir, terutama pada momen promo besar seperti Harbolnas atau 11.11.
Dengan tren yang terus berkembang, industri skincare Indonesia diprediksi akan terus menjadi salah satu sektor ekonomi yang menjanjikan dan inovatif. Ke depan, kolaborasi antara teknologi, kreativitas, dan kesadaran konsumen diyakini akan menjadi kunci pertumbuhan. Tidak hanya sekadar bisnis, industri ini juga membentuk gaya hidup modern, di mana perawatan kulit menjadi bagian penting dari keseharian masyarakat.





