Janji Kerja di Malaysia Berujung Mimpi Buruk, WNI Terkurung di Perusahaan Scam Kamboja

foto/ilustrasi

Sekilas.co – Seorang warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban penipuan agensi tenaga kerja luar negeri. Korban, yang awalnya dijanjikan pekerjaan layak di Malaysia, justru dibawa secara diam-diam ke Kamboja dan terjebak di perusahaan penipuan daring (scam).

El, kakak korban, menceritakan bahwa peristiwa tersebut bermula ketika adiknya mendapat tawaran kerja dari seseorang yang mengaku sebagai perwakilan agensi tenaga kerja luar negeri. Agensi tersebut menjanjikan posisi pekerjaan di sebuah restoran di Malaysia dengan gaji dan fasilitas menarik. Namun, setelah keberangkatan, kenyataannya jauh berbeda dari yang dijanjikan.

Baca juga:

“Awalnya dijanjikan kerja di restoran Malaysia, enggak tahunya malah dibawa ke Kamboja,” ujar El kepada Tempo, Kamis, 23 Oktober 2025.

Menurut penuturan El, adiknya diterbangkan terlebih dahulu ke Vietnam oleh pihak agensi, lalu diarahkan untuk melanjutkan perjalanan darat menggunakan layanan taksi menuju Kamboja. Di negara itu, barulah korban menyadari bahwa ia bukan sedang menuju tempat kerja resmi, melainkan perusahaan penipuan daring yang memaksa karyawan untuk melakukan aktivitas ilegal.

“Dia memberi kabar tiba-tiba sudah di Kamboja, (mencoba) kabur dari perusahaan scam,” kata El.

El mengungkapkan, keluarga sama sekali tidak mengetahui rencana keberangkatan tersebut. Sang adik tidak pernah meminta izin atau memberi tahu siapa pun di rumah. Kejadian ini menjadi pukulan berat bagi keluarga yang baru mengetahui situasi sebenarnya setelah korban mengirim pesan singkat melalui media sosial.

“Kami benar-benar tidak tahu kalau dia berangkat. Tahu-tahu sudah di luar negeri, terus kirim kabar kalau ternyata kerja di tempat yang tidak sesuai,” ucap El.

Kini, adik El berada di sebuah penampungan di Kamboja, setelah berhasil melarikan diri dari perusahaan tersebut. Pihak keluarga masih berusaha mencari cara untuk memulangkannya ke Indonesia. Namun, proses tersebut tidak mudah karena terkendala biaya dan administrasi.

“Untuk proses pemulangan, kemarin adik saya sempat minta uang sekitar Rp5 juta untuk tiket, dan 20 dolar AS yang saya juga belum tahu untuk apa,” tutur El.

Selain terkendala biaya, komunikasi dengan sang adik pun tidak selalu lancar. Nomor ponselnya kerap tidak aktif, membuat keluarga khawatir dengan keselamatannya.

“Sampai saat ini (nomornya) belum aktif lagi ketika dihubungi,” ujar El dengan nada cemas.

El berharap pemerintah, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) atau Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja, bisa membantu proses pemulangan adiknya. Ia juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati terhadap tawaran kerja luar negeri yang tidak memiliki kejelasan dokumen dan izin resmi.

“Kami cuma ingin dia bisa pulang dengan selamat. Semoga ada perhatian dari pemerintah,” katanya.

Kasus seperti ini bukan pertama kali terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, ratusan WNI dilaporkan menjadi korban modus penipuan lowongan kerja luar negeri, terutama di wilayah Kamboja, Myanmar, dan Laos. Korban biasanya dijanjikan pekerjaan di Malaysia, Thailand, atau Singapura, namun ternyata dibawa ke negara lain untuk dijadikan tenaga kerja di perusahaan scam yang mengoperasikan penipuan daring lintas negara.

Artikel Terkait