Sekilas.co – Gaya hidup materialistis semakin terlihat jelas di masyarakat modern, terutama di kota-kota besar. Banyak individu menilai kesuksesan dari apa yang dimiliki, bukan dari pengalaman atau pencapaian personal. Fenomena ini mendorong masyarakat untuk terus mengejar barang-barang mewah sebagai simbol status sosial.
Menurut survei terbaru, lebih dari 60% generasi muda mengaku sering membeli produk berdasarkan tren dan popularitas, bukan kebutuhan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi bukan hanya soal kepuasan pribadi, tetapi juga tentang pengakuan sosial.
Barang-barang mewah, seperti mobil sport, pakaian desainer, hingga gadget terbaru, menjadi indikator penting dalam gaya hidup materialistis. Individu yang mengikuti tren ini cenderung membandingkan diri dengan orang lain melalui kepemilikan materi, bukan prestasi atau kemampuan.
Psikolog sosial menjelaskan bahwa gaya hidup materialistis dapat memengaruhi kebahagiaan jangka panjang. Orang yang terlalu fokus pada kepemilikan materi cenderung merasa kurang puas, karena ada dorongan terus-menerus untuk memiliki lebih banyak, ujar Dr. Rina Prasetyo, ahli psikologi perilaku.
Dampak sosial dari gaya hidup materialistis juga terlihat dari pola konsumsi yang berlebihan. Peningkatan penggunaan kartu kredit, pinjaman, dan cicilan menjadi bukti bahwa banyak orang rela menanggung beban finansial demi mengikuti tren.
Media sosial memainkan peran penting dalam memperkuat gaya hidup ini. Platform seperti Instagram dan TikTok kerap menampilkan kehidupan glamor, mendorong pengguna untuk meniru gaya hidup yang terlihat mewah meskipun tidak sesuai dengan kemampuan finansial mereka.
Meski begitu, ada kesadaran yang mulai muncul terhadap gaya hidup ini. Beberapa individu mulai mencari keseimbangan antara kebutuhan materi dan kualitas hidup, memilih pengalaman dan investasi jangka panjang dibanding sekadar konsumsi instan.
Gaya hidup materialistis menjadi refleksi kompleks dari masyarakat modern yang terus berubah. Kesadaran tentang dampak finansial, psikologis, dan sosial dari pola hidup ini penting agar individu dapat membuat keputusan konsumsi yang lebih bijaksana.





