600 Truk Bantuan Masuk ke Gaza Saat Perlintasan Rafah Dibuka

foto/istimewa

sekilas.co – Truk-truk bantuan mulai memasuki Gaza pada Rabu, bersamaan dengan persiapan Israel untuk membuka perlintasan utama Rafah. Seperti dilaporkan CNA, perselisihan terkait pemulangan jenazah sandera dan tawanan yang meninggal dunia sempat mengancam kesepakatan gencatan senjata yang rapuh dengan Hamas.

Israel pun mengancam akan menutup Rafah dan mengurangi jumlah pasokan bantuan yang dijanjikan, dengan alasan Hamas terlalu lambat mengembalikan jenazah.

Baca juga:

Sebelum gencatan senjata disepakati, Hamas sudah menegaskan membutuhkan waktu untuk mengumpulkan jenazah sandera dan tawanan, mengingat kondisi Gaza yang hancur akibat pengeboman hebat Israel.

Kendati demikian, Hamas mengembalikan lebih banyak jenazah warga Israel dalam semalam.

Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan pada Rabu bahwa persiapan sedang dilakukan untuk membuka Rafah bagi warga Gaza, sementara pejabat lain menyebut bahwa 600 truk bantuan akan dikerahkan.

“Sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan dikirim pada Rabu ke Jalur Gaza oleh PBB, organisasi internasional yang telah disetujui, sektor swasta, dan negara-negara donor,” tulis KAN di laman resminya, dikutip dari Al Arabiya.

Langkah ini dilakukan di tengah tekanan dari PBB dan lembaga bantuan internasional yang mendesak dibukanya kembali perbatasan utama tersebut. Saat ini, Gaza menghadapi bencana kelaparan dan krisis kemanusiaan menyusul dua tahun genosida Israel.

Jenazah Sandera dan Tawanan
Hamas mengembalikan empat jenazah yang dikonfirmasi sebagai sandera dan tawanan yang meninggal dunia pada Senin, serta empat jenazah lainnya pada Selasa malam. Namun, otoritas Israel menyatakan salah satu jenazah tersebut bukan berasal dari warga mereka.

Perselisihan terkait pengembalian jenazah masih berpotensi mengganggu kesepakatan gencatan senjata, bersamaan dengan sejumlah isu besar lain yang belum terselesaikan.

Tahap-tahap berikutnya dari gencatan senjata menuntut Hamas melucuti senjata dan menyerahkan kekuasaan, yang sejauh ini ditolak.

Elemen jangka panjang dari rencana gencatan senjata, termasuk pengelolaan Gaza, pembentukan pasukan internasional untuk mengambil alih wilayah tersebut, serta langkah menuju pembentukan negara Palestina, belum terwujud.

Kesepakatan itu dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mensyaratkan Hamas menyerahkan seluruh sandera baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal—dalam waktu 72 jam sejak gencatan senjata dimulai.

Israel Batalkan Sanksi terhadap Hamas
Dilansir dari TRT World, Israel membatalkan rencana pengurangan separuh jumlah truk bantuan yang masuk ke Gaza. Awalnya, langkah ini direncanakan sebagai tekanan karena Hamas belum menyerahkan seluruh jenazah sandera dengan alasan kesulitan menemukan lokasi mereka.

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben Gvir, sempat mengancam pada Selasa akan menghentikan semua pasokan bantuan ke Gaza jika Hamas gagal mengembalikan sisa jenazah tentara Israel yang masih ditahan.

Menurut KAN, bantuan yang melintasi Rafah harus dibongkar di sisi Palestina, kemudian diambil oleh PBB dan lembaga bantuan yang sudah berada di wilayah tersebut.

“Kami membutuhkan semua perlintasan dibuka. Semakin lama Rafah ditutup, semakin panjang penderitaan warga Gaza, terutama mereka yang mengungsi di selatan,” ujar juru bicara UNICEF, Ricardo Pires.

Sebelumnya pada Senin, Trump menyatakan perang Israel di Gaza berakhir setelah pertukaran sandera dan tahanan Palestina terakhir. Namun, penyaluran bantuan masih berjalan lambat.

“Kami masih menyaksikan hanya sedikit truk yang masuk, dan kerumunan besar warga mendekati truk dengan cara yang tidak sesuai standar kemanusiaan,” kata juru bicara Palang Merah Internasional (ICRC), Christian Cardon, di Jenewa pada Selasa.

Menurut Program Pangan Dunia PBB (WFP), sejak akhir pekan lalu telah masuk 137 truk bantuan ke Gaza. Lembaga ini berupaya mempercepat distribusi ke Kota Gaza, di mana sekitar 400 ribu warga belum menerima bantuan selama beberapa minggu terakhir.

Artikel Terkait