Polisi Identifikasi 53 dari 67 Korban Musala Pesantren Al Khoziny

foto/istimewa

sekilas.co – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur terus melanjutkan proses identifikasi korban robohnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo. Tiga kantong jenazah tambahan akhirnya berhasil diketahui identitasnya.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim, Komisaris Besar M. Kusnan Marzuki, menyatakan bahwa ada tiga jasad korban lainnya yang berhasil diidentifikasi. “Berhasil mengidentifikasi tiga kantong jenazah yang terdiri dari dua jenazah utuh dan satu body part,” ujar Kusnan, Sabtu, 11 Oktober 2025.

Baca juga:

Korban yang berhasil diidentifikasi adalah Muhammad Iklil Al Aqil (15 tahun) dan Mochammad Haikal Ridwan (14 tahun). Satu korban lainnya bernama Moh. Alfin Mutawakkilalallah (17 tahun).

Ketiga jenazah korban tersebut teridentifikasi sesuai dengan data antemortem. Metode ini memeriksa kesesuaian dengan properti milik korban, pemeriksaan gigi, atau data medis lainnya.

Kusnan menuturkan, kepolisian juga telah menghubungi keluarga dari korban yang telah diidentifikasi. “Sudah dihubungi untuk proses penyerahan jenazah sesuai permintaan keluarga,” ujar Kusnan dalam keterangan tertulisnya.

Polda Jawa Timur masih terus berupaya melakukan proses identifikasi semaksimal mungkin. Hingga saat ini, polisi berhasil mengidentifikasi 53 dari total 67 kantong jenazah.

Kusnan mengatakan, polisi akan melakukan pemeriksaan terhadap 14 kantong jenazah yang masih tersisa. “Kita masih menunggu hasil pemeriksaan DNA, kami mohon kesabaran keluarga,” ucap Kusnan.

Hingga kini, total 50 jenazah korban ambruknya Ponpes Al Khoziny telah berhasil diidentifikasi. Sementara itu, jumlah korban yang dilaporkan masih hilang mencapai 63 orang.

Masjid Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin, 29 September 2025, pukul 15.00 WIB. Saat itu, para santri sedang melaksanakan salat ashar berjamaah di lantai dua, sementara bangunan tersebut memiliki empat lantai.

Artikel Terkait