Sanae Takaichi Muncul sebagai Kandidat Kuat PM Perempuan Pertama Jepang

foto/Sanae Takaichi

sekilas.coPartai Demokrat Liberal (LDP) Jepang resmi memilih Sanae Takaichi sebagai pemimpin baru pada Sabtu (4/10/2025), membuka jalan baginya untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama dalam sejarah Jepang, seperti dilaporkan AP News.

Takaichi, mantan Menteri Keamanan Ekonomi, mencetak sejarah dengan menjadi perempuan pertama yang memimpin partai konservatif terbesar di Jepang. Kemenangannya dianggap simbol penting dalam negara yang masih menghadapi kesenjangan gender signifikan, terutama di dunia politik.

Baca juga:

Dikenal sebagai salah satu tokoh paling konservatif dalam LDP yang mayoritas anggotanya pria, Takaichi berhasil mengalahkan Shinjiro Koizumi, Menteri Pertanian sekaligus putra mantan Perdana Menteri Junichiro Koizumi, dalam pemilihan internal partai.

Melalui jabatan barunya, Takaichi akan menggantikan Perdana Menteri Shigeru Ishiba sebagai pemimpin partai. LDP berharap kepemimpinan baru ini bisa membalikkan tren penurunan dukungan publik setelah mengalami serangkaian kekalahan dalam pemilu.

Dengan LDP masih memegang kursi terbanyak di parlemen, Takaichi hampir dipastikan akan terpilih sebagai perdana menteri dalam pemungutan suara resmi di parlemen nasional yang dijadwalkan berlangsung pada pertengahan Oktober.

Dalam pidato usai kemenangannya, Takaichi menyampaikan rasa terima kasih kepada para pendukungnya dan menyerukan semangat kolektif untuk membangun kembali partai.

“Kita harus menjadikan partai ini lebih bersemangat dan ceria, agar bisa mengubah kekhawatiran rakyat menjadi harapan,” ujarnya. “Jika tidak, kita tidak akan bisa membangun kembali partai ini.”

LDP saat ini tengah menghadapi tekanan besar setelah kehilangan mayoritas di kedua majelis parlemen. Tantangan utama Takaichi ke depan adalah mengembalikan kepercayaan publik dan memastikan stabilitas politik dalam masa transisi ini.

Pemilihan internal partai diikuti oleh 295 anggota parlemen LDP dan sekitar satu juta anggota resmi partai. Kini, perhatian publik tertuju pada pemungutan suara di parlemen nasional yang akan menentukan secara resmi posisi perdana menteri berikutnya.

Artikel Terkait