Cegah Risiko Pembesaran Prostat dengan Mengurangi Peradangan

foto/istimewa

sekilas.co – Dokter spesialis urologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Prof. dr. Chaidir Arif Mochtar, SpU (K), PhD, mengatakan pembesaran prostat dapat diantisipasi melalui perubahan gaya hidup, yaitu mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang memicu peradangan atau inflamasi.

“Gaya hidup itu, misalnya, semua yang menyebabkan terjadinya inflamasi atau peradangan. Salah satunya adalah minum alkohol, serta makanan yang bisa memicu peradangan, seperti daging berprotein tinggi karena sifatnya yang asam,” kata Chaidir dalam acara diskusi kesehatan Rezum Water Vapor Therapy untuk pembesaran prostat di Jakarta, Selasa.

Baca juga:

Ia menambahkan bahwa tidak ada gaya hidup spesifik yang secara langsung memengaruhi pembesaran prostat, dan belum ada kebiasaan sehari-hari yang secara khusus memicu penyakit yang umum dialami pria berusia di atas 60 tahun.

Secara umum, faktor risiko pembesaran prostat meliputi faktor genetik, usia, sindroma metabolik, obesitas, dan hipertensi.

Chaidir juga menjelaskan bahwa peradangan atau inflamasi dapat melemahkan sistem imun dan memudahkan masuknya bakteri atau virus ke dalam prostat. Kondisi ini bisa memperberat gejala pembesaran prostat yang mungkin sudah ada namun belum dirasakan pasien.

Gejala pembesaran prostat antara lain sering buang air kecil, pancaran urine melemah, serta perasaan tidak tuntas setelah berkemih, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Selain itu, Chaidir menjelaskan bahwa stres akibat pekerjaan, selain berpengaruh pada otak, ternyata juga bisa berdampak pada prostat. “Jadi mungkin prostatnya tidak apa-apa, tapi karena meradang, akhirnya menyebabkan efek-efek yang tidak diinginkan,” kata Chaidir.

Ia menyebutkan bahwa sekitar 80 persen lansia mengalami gejala pembesaran prostat. Oleh karena itu, perilaku hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin setidaknya setahun sekali mulai usia 50 tahun sangat dianjurkan.

Chaidir juga menyarankan untuk mengikuti panduan Kementerian Kesehatan melalui program C.E.R.D.I.K, yaitu: Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres. “Yang paling penting sebenarnya adalah keluhan pasien. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi bisa mengganggu kualitas hidup,” ujarnya.

Bagi pasien yang sudah mengonsumsi obat untuk meringankan gejala pembesaran prostat, pengobatan tersebut tetap diteruskan selama masih memberikan manfaat. Namun, jika obat tidak lagi efektif, tersedia terapi Rezum Water Vapor, metode minimal invasif untuk pembesaran prostat jinak, yang memberikan harapan peningkatan kualitas hidup pasien.

Artikel Terkait