sekilas.co – Tren menyiapkan makanan dalam jumlah banyak untuk stok mingguan, atau meal prep, sedang marak di media sosial. Meski praktis dan menghemat waktu, dokter mengingatkan agar metode penyimpanan dilakukan dengan benar agar tidak membahayakan kesehatan.
“Meal prep itu boleh-boleh saja, asalkan cara penyimpanannya dilakukan dengan benar,” ujar dokter spesialis gizi jebolan Universitas Indonesia, dr. Consistania Ribuan, Sp.GK, AIFO-K, FINEM, pada gelar wicara Ravelle di Jakarta, Minggu.
Salah satu kesalahan paling umum dalam meal prep adalah mencairkan stok bahan makanan beku yang sudah disiapkan, kemudian menyimpan kembali sisa yang belum digunakan ke dalam freezer.
“Kalau kita sudah mencairkan satu tray berisi beberapa porsi, lalu hanya mengambil satu porsi yang ingin dimasak hari ini, kemudian membekukan sisanya kembali, itu yang tidak boleh,” tegasnya.
Menurut Consistania, proses beku-cair berulang dapat menurunkan kualitas makanan, terutama bahan protein seperti daging, ayam, atau ikan.
“Kualitas nutrisinya menurun, termasuk protein dan vitamin larut air. Namun yang paling dikhawatirkan adalah potensi kontaminasi bakteri,” ujarnya.
Proses pencairan berulang dapat membuat makanan lebih cepat rusak dan memicu pertumbuhan bakteri berbahaya.
Untuk itu, dokter menyarankan agar bahan makanan seperti daging yang sudah dimarinasi atau dibumbui disimpan dalam porsi terpisah sejak awal sebelum dibekukan.
“Langsung pisahkan per porsi. Jadi kalau butuh satu, cukup lelehkan dan masak satu saja, tanpa merusak sisanya,” tambahnya.
Meal prep memang sangat bermanfaat untuk gaya hidup sehat dan efisien, terutama bagi mereka yang memiliki aktivitas padat. Namun, keamanan makanan tetap harus menjadi prioritas utama.
Penyimpanan yang tepat tidak hanya menjaga kualitas nutrisi, tetapi juga mencegah risiko penyakit akibat makanan rusak atau terkontaminasi.
Dengan mengikuti kiat penyimpanan yang aman, meal prep bisa menjadi solusi jangka panjang untuk pola makan yang lebih teratur dan bergizi.





