Sekilas.co – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mengatakan bahwa pemanfaatan Edge Artificial Intelligence (Edge AI) dapat membantu mendorong inovasi industri, memperkuat daya saing, dan menjaga prinsip etika dalam transformasi digital Indonesia.
“AI hari ini bukan sekadar teknologi, tapi sudah menjadi kekuatan geopolitik. Karena itu, Indonesia harus siap dengan ekosistem yang sehat, beretika, dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Nezar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Ia menekankan bahwa Edge AI dapat membawa manfaat nyata di sektor kesehatan, pertanian, dan manufaktur, sekaligus memperkuat ketahanan data.
Untuk itu, pemerintah juga mendorong percepatan adopsi 5G, termasuk melalui lelang spektrum 1,4 GHz dan 2,6 GHz.
“Edge AI membuka peluang besar jika kita dekatkan dengan masalah konkret masyarakat. Pemerintah, akademisi, industri, dan komunitas harus bersinergi membangun ekosistem AI yang berkelanjutan,” ujar Nezar.
Menurutnya, perkembangan teknologi kecerdasan buatan sangat cepat, mulai dari Generative AI, Agentic AI, hingga Edge AI dan Physical AI.
Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan Peta Jalan AI Nasional untuk lima tahun ke depan, yang selaras dengan visi Indonesia Digital 2045 dan Indonesia Emas 2045.
Menurut Nezar, Indonesia masih berada pada tahap awal adopsi AI, meskipun penggunaannya sudah mulai meluas. Ia menyebutkan dua pekerjaan besar yang harus segera dituntaskan, yaitu infrastruktur dan talenta AI.
“Talenta kita tidak boleh hanya berhenti sebagai pengguna. Indonesia harus melahirkan pengembang dan inovator AI,” tegasnya.
Nezar juga mengingatkan risiko sosial dari penggunaan AI, mulai dari synthetic relationship atau hubungan emosional antara manusia dan AI, hingga potensi disrupsi tenaga kerja.
Beberapa negara bahkan mulai mempertimbangkan skema robot taxation atau konsep human in the loop, agar manusia tidak sepenuhnya tergantikan mesin.
“Peta Jalan AI Nasional menegaskan prinsip human-centric. AI harus menjadi solusi, bukan ancaman bagi masyarakat,” imbuhnya.





