8 Tips Memasak Jamur agar Lezat dan Aman Dikonsumsi

foto/istimewa

Sekilas.co – Jamur kerap menjadi bahan makanan favorit karena cita rasanya yang gurih dan teksturnya yang unik. Berbagai hidangan lezat, mulai dari sup, tumisan, hingga topping pizza, terasa kurang lengkap tanpa tambahan jamur. Namun, di balik kelezatannya, ada hal penting yang harus diperhatikan, yakni cara memasak jamur agar tetap aman dikonsumsi.

Jika tidak diolah dengan benar, beberapa jenis jamur dapat menimbulkan risiko kesehatan karena mengandung zat alami tertentu. Bahkan, jamur mentah atau yang tidak matang sempurna berpotensi menimbulkan masalah bagi tubuh.

Baca juga:

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui metode memasak jamur yang tepat agar kandungan gizinya tetap terjaga sekaligus aman dikonsumsi. Simak panduannya di bawah ini!

  1. Perhatikan Kondisi Jamur

Kondisi jamur sebelum dimasak sangat berpengaruh pada keamanannya. Jamur yang sudah berlendir, berubah warna, atau berbau tidak sedap sebaiknya tidak dikonsumsi.

Dr. Andrew Weil menjelaskan melalui situs resminya bahwa jamur segar umumnya bisa bertahan hingga seminggu jika disimpan dengan cara yang tepat, namun cepat rusak jika dibiarkan terlalu lama pada suhu ruang. Oleh karena itu, memeriksa kondisi jamur sebelum diolah sangatlah penting.

Selain itu, menurut U.S. Department of Agriculture (USDA), jamur segar sebaiknya dicuci di bawah air mengalir sebelum dimasak untuk menghilangkan kotoran atau bakteri yang mungkin menempel. Dengan langkah ini, kualitas jamur tetap terjaga dan risiko keracunan makanan dapat diminimalkan.

  1. Masak Hingga Matang

Memasak jamur hingga benar-benar matang merupakan cara efektif untuk mengurangi kandungan toksin alami seperti agaritine. Dr. Michael Greger dari NutritionFacts.org menekankan bahwa toksin ini bisa berkurang hingga 65 persen hanya dengan satu menit pemanasan di microwave, sedangkan penggorengan beberapa menit dapat menghilangkan sebagian besar sisanya. Oleh karena itu, pastikan jamur tidak disajikan dalam kondisi setengah matang.

Selain menurunkan toksin, proses memasak juga membuat tekstur jamur lebih lembut dan rasanya lebih gurih. Contohnya, jamur shiitake jika dikonsumsi mentah dapat memicu “shiitake dermatitis,” yaitu ruam kulit. Namun, jika dimasak hingga matang sempurna, senyawa penyebab ruam tersebut akan dinetralkan, sehingga jamur aman untuk disantap.

  1. Gunakan Air Bersih

Air yang digunakan untuk mencuci maupun merebus jamur harus benar-benar bersih. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penggunaan air keran yang kualitasnya terjamin sangat penting untuk mencegah kontaminasi bakteri berbahaya. Hindari merendam jamur dalam air yang sudah lama disimpan atau sumbernya tidak jelas.

Selain itu, air bersih membantu membersihkan kotoran yang menempel di permukaan jamur. Setelah dicuci, jamur sebaiknya segera dikeringkan dengan tisu dapur agar tidak menyerap terlalu banyak air, sehingga rasa dan teksturnya tetap terjaga saat dimasak. Dengan cara ini, jamur tetap higienis dan lezat.

  1. Hindari Memasak Terlalu Lama

Meski penting untuk memastikan jamur matang, memasaknya terlalu lama justru dapat menurunkan kualitas gizi dan teksturnya. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition, panas berlebih bisa mengurangi kadar antioksidan pada jamur. Selain itu, teksturnya bisa menjadi lembek dan berair, sehingga kurang nikmat saat disantap.

Untuk menjaga keseimbangan, cukup masak jamur dalam durasi yang ideal; beberapa menit menumis atau menggoreng biasanya sudah memadai. Jika direbus, jangan terlalu lama agar nutrisi yang larut dalam air tidak hilang sepenuhnya. Dengan begitu, jamur tetap aman dikonsumsi sekaligus bergizi.

  1. Pilih Metode Memasak yang Tepat

Ada banyak cara mengolah jamur, tetapi tidak semuanya sama efektif dalam menurunkan risiko toksin. Dr. Greger menyebutkan bahwa microwave merupakan metode tercepat dan paling efektif untuk mengurangi kadar agaritine. Menggoreng dan memanggang juga cukup baik, sedangkan merebus memerlukan waktu lebih lama agar jamur aman dikonsumsi.

Pemilihan metode memasak sebaiknya disesuaikan dengan jenis jamur dan hidangan yang ingin dibuat. Misalnya, jamur kancing lebih cocok ditumis sebentar agar teksturnya tetap renyah, sementara shiitake sebaiknya dimasak lebih lama supaya senyawa penyebab ruam dapat hilang sepenuhnya.

  1. Perhatikan Penyimpanan yang Tepat

Cara penyimpanan jamur sangat berpengaruh pada kualitas dan keamanannya. Dr. Andrew Weil menyarankan agar jamur disimpan dalam kantong kertas di kulkas supaya sirkulasi udara tetap terjaga. Sebaliknya, menyimpan jamur di dalam plastik justru mempercepat pembusukan karena kelembapan terperangkap.

Jamur yang sudah dimasak juga bisa disimpan, tetapi sebaiknya segera dimasukkan ke freezer jika tidak akan dikonsumsi dalam waktu dekat. Dengan cara ini, jamur dapat bertahan hingga sebulan tanpa kehilangan rasa maupun kualitasnya.

  1. Metode Pemanasan Ulang yang Benar

Pemanasan ulang jamur sering dianggap berisiko, padahal sebenarnya aman jika dilakukan dengan cara yang benar. Menurut Dr. Andrew Weil, jamur bisa dipanaskan ulang menggunakan microwave atau di atas kompor, asalkan masih dalam kondisi segar dan telah disimpan dengan benar sebelumnya.

Perlu diperhatikan, hindari memanaskan jamur berulang kali karena dapat mengubah tekstur dan menurunkan kualitas gizinya. Sebaiknya panaskan sesuai porsi yang akan dikonsumsi agar tetap aman dan lezat saat disantap.

  1. Jangan Gunakan Jamur Liar!

Jamur liar yang tumbuh bebas di alam memiliki risiko tinggi menimbulkan keracunan. Associate Professor Senaka Ranadheera dari University of Melbourne menekankan bahwa toksin pada jamur liar tidak bisa dihilangkan hanya dengan dimasak, direndam, atau dikupas. Banyak kasus keracunan serius bahkan berujung kematian akibat salah mengenali jamur liar.

Oleh karena itu, sebaiknya hanya membeli jamur dari supermarket atau penjual yang terpercaya. Meski sekilas terlihat mirip dengan jamur konsumsi, jamur liar bisa mengandung racun mematikan yang tidak terlihat.

Artikel Terkait