sekilas.co – Saat warna tinja terlihat lebih gelap atau berbeda dari biasanya, wajar jika hal tersebut menimbulkan rasa kaget dan khawatir. Meski demikian, perubahan warna tinja tidak selalu menandakan adanya masalah kesehatan yang serius. Berbagai jenis makanan, serta sejumlah suplemen dan obat-obatan tertentu, dapat memengaruhi warna tinja.
Apabila perubahan ini menimbulkan kecemasan, sebaiknya periksa kembali makanan atau obat yang baru saja dikonsumsi. Selain itu, penting juga untuk memahami gejala lain yang perlu diwaspadai serta mengetahui kapan sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis.
Makanan yang dapat memengaruhi warna tinja
Warna cokelat alami pada tinja berasal dari empedu, yaitu cairan berwarna kehijauan hingga kecokelatan yang berperan dalam proses pencernaan. Perubahan kadar empedu di usus dapat menyebabkan variasi warna tinja dari hari ke hari. Namun, konsumsi makanan tertentu juga dapat membuat warna tinja berubah secara signifikan.
Sayuran hijau
Konsumsi bayam, brokoli, atau sayuran hijau lainnya dapat membuat tinja tampak hijau terang. Hal ini disebabkan oleh klorofil, pigmen alami pemberi warna hijau pada sayuran, yang juga dapat memengaruhi warna tinja.
Bluberi
Buah kecil ini mengandung pigmen antosianin yang dapat membuat tinja berwarna kebiruan. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, warna tinja bisa terlihat sangat gelap, hampir hitam, atau terkadang bercampur dengan nuansa hijau.
Bit
Bit mengandung pigmen merah yang disebut betanin. Pigmen ini dapat menyebabkan tinja tampak kemerahan seperti darah. Selain itu, bit juga bisa membuat urine berwarna merah muda, kondisi yang dikenal sebagai beeturia.
Pistachio
Warna hijau pada kacang pistachio berasal dari kandungan klorofil, flavonoid, dan karotenoid. Pigmen-pigmen ini dapat ikut memengaruhi warna tinja setelah dicerna.
Wortel
Wortel kaya akan beta-karoten yang bermanfaat bagi tubuh. Namun, konsumsi berlebihan terutama dalam bentuk jus dapat membuat tinja berwarna oranye. Bahkan, asupan beta-karoten yang terlalu tinggi juga bisa menyebabkan kulit tampak kekuningan atau oranye, kondisi yang disebut karotenemia.
Pola makan yang kaya warna
Semakin banyak makanan berwarna tertentu yang dikonsumsi, semakin besar kemungkinan warna tersebut memengaruhi warna tinja. Makanan seperti alpukat, berbagai jenis rempah, dan matcha, serta buah dan sayur berwarna merah, ungu, dan oranye seperti ceri, tomat, anggur, plum, ubi jalar, labu, dan labu kuning dapat menyebabkan variasi warna tinja.
Pewarna makanan
Pewarna buatan pada makanan, seperti frosting kue atau permen berwarna cerah, juga dapat menyebabkan perubahan warna tinja. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, warna-warna tersebut bahkan dapat bercampur dan membuat tinja tampak sangat gelap.
Suplemen dan obat-obatan
Beberapa jenis obat diketahui dapat memengaruhi warna tinja. Antibiotik tertentu, misalnya, dapat membuat tinja berwarna kuning atau hijau. Obat maag yang berwarna merah muda terkadang dapat menyebabkan tinja tampak hitam.
Suplemen zat besi juga sering menyebabkan tinja berubah menjadi hijau tua atau kehitaman.
Seperti apa tinja yang sehat?
Pada umumnya, tinja yang sehat berwarna cokelat. Meski demikian, perubahan warna akibat makanan tertentu seperti tinja hijau setelah mengonsumsi banyak sayuran hijau masih tergolong normal.
Selain warna, tinja yang sehat biasanya memiliki bentuk yang baik, mudah dikeluarkan, dan menyerupai sosis. Permukaannya bisa halus atau sedikit retak, dan keduanya masih dianggap normal.
Untuk membantu mengenali karakteristik tinja, Bristol Stool Chart sering digunakan sebagai panduan visual. Tinja yang sehat umumnya termasuk dalam tipe 3 dan 4.
Kapan perlu memeriksakan diri ke dokter?
Perubahan warna tinja akibat makanan biasanya bersifat sementara dan akan kembali normal setelah makanan tersebut dikeluarkan dari sistem pencernaan, yang dapat memakan waktu beberapa hari.
Namun, jika warna tinja yang tidak biasa bertahan lebih lama atau tidak dapat dikaitkan dengan makanan maupun minuman yang dikonsumsi, kondisi tersebut perlu diwaspadai. Perubahan warna tanpa sebab yang jelas dapat menjadi tanda gangguan kesehatan, seperti:
-
Infeksi bakteri, virus, atau parasit
-
Perdarahan internal atau perdarahan rektal, misalnya akibat wasir atau fisura ani
-
Sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome/IBS)
-
Penyakit radang usus (inflammatory bowel disease/IBD)
-
Tukak lambung atau usus
-
Gangguan pada hati, kantong empedu, atau pankreas
Segera konsultasikan ke dokter apabila warna tinja tidak kembali normal, terutama jika disertai gejala lain seperti penurunan berat badan tanpa sebab, nyeri, kelelahan, demam, atau perdarahan dari anus. Gejala-gejala tersebut merupakan tanda peringatan yang memerlukan penanganan medis segera.





