Jenis Sepeda Statis untuk Olahraga di Rumah dan Fungsinya Lengkap untuk Kebugaran Tubuh

foto/istimewa

sekilas.coSepeda statis sering menjadi pilihan banyak orang untuk menjaga kebugaran dengan cara yang sederhana dan tidak menguras banyak waktu. Selain digunakan di gym, sepeda ini juga praktis dipakai di rumah sehingga cocok untuk orang-orang yang sibuk maupun berusia lanjut.

Di pasaran, terdapat banyak jenis dan model sepeda statis yang ditawarkan dengan fungsi serta kegunaan yang berbeda-beda. Karena itu, penting untuk mengetahui jenis sepeda statis beserta fungsinya agar kamu bisa memilih sesuai kebutuhan. Nah, apa saja jenis sepeda statis dan manfaatnya? Yuk, simak ulasan berikut supaya makin paham.

Baca juga:

Sepeda statis tegak merupakan jenis sepeda statis yang paling umum ditemui. Desainnya mirip dengan sepeda konvensional, dengan pedal berada tepat di bawah tubuh dan posisi setang yang relatif dekat, sehingga tubuh tetap tegak selama penggunaan.

Jenis sepeda ini cocok untuk latihan yang mengolah hampir seluruh tubuh, mulai dari melatih kekuatan kaki, meningkatkan kesehatan kardiovaskular, hingga membantu membakar kalori. Dilansir dari laman Verywell Fit, sepeda statis tegak dapat membantu melatih otot-otot paha dan meluruskan lutut, yang bermanfaat untuk meningkatkan mobilitas.

Selain itu, posisi pedal pada sepeda ini memungkinkan pengguna melatih otot inti, terutama saat mengayuh dengan bergantian antara posisi duduk dan berdiri. Namun, jika kamu memiliki kondisi seperti asma, nyeri sendi, atau nyeri punggung, sepeda statis tegak cenderung kurang cocok karena desainnya mendorong gerakan yang lebih aktif dan berisiko memicu cedera.

Bagi kamu yang memiliki masalah kesehatan seperti nyeri sendi (artritis), nyeri punggung, atau asma, sepeda statis rebah bisa menjadi pilihan yang lebih aman. Sepeda statis rebah didesain dengan sandaran punggung dan posisi pedal yang lebih rendah, hampir sejajar dengan lantai.

Desain ini memungkinkan penggunanya berolahraga dengan posisi lebih santai, tetapi tetap memperoleh manfaat kebugaran. Selain ramah untuk persendian dan pernapasan, sepeda statis rebah juga cocok untuk lansia, orang dengan daya tahan kardio rendah, atau pemula yang belum terbiasa berolahraga, seperti dijelaskan dalam laman Live Science Plus.

Meski menawarkan kenyamanan lebih, sepeda statis rebah umumnya kurang mendorong aktivitas fisik yang intens. Tidak adanya setang juga membuat tubuh bagian atas kurang terlatih, sehingga tidak bisa melatih otot secara menyeluruh seperti sepeda statis tegak. Namun, desain ini justru memungkinkan pengguna melakukan aktivitas lain saat berolahraga, seperti membaca koran atau bermain gadget.

Sepeda statis indoor adalah jenis sepeda statis yang dirancang untuk latihan intensitas tinggi. Desainnya hampir mirip dengan sepeda statis tegak, tetapi posisi setang berada lebih ke depan sehingga tubuh sedikit condong ke arah depan.

Sepeda ini dilengkapi roda gila dengan tingkat resistensi yang dapat diatur, sehingga pengguna memiliki kontrol penuh terhadap intensitas latihan. Di pasaran, sepeda statis indoor sering dikenal sebagai sepeda spin karena dirancang untuk kayuhan cepat yang efektif melibatkan banyak otot dan membakar kalori.

Meski sangat efektif untuk latihan kardio dan pembakaran lemak, posisi tubuh yang kurang tepat saat menggunakan sepeda statis indoor dapat meningkatkan risiko cedera, sehingga diperlukan teknik penggunaan yang benar.

Secara umum, terdapat tiga jenis utama sepeda statis, yaitu sepeda statis tegak, sepeda statis rebah, dan sepeda statis indoor. Namun, di luar itu juga ada beberapa variasi lain yang cukup populer, seperti sepeda udara (air bike) yang mengandalkan hambatan udara, serta sepeda statis lipat dengan desain sederhana dan hemat tempat.

Sepeda statis tidak dibuat sama untuk semua orang. Oleh karena itu, sebaiknya sesuaikan pilihan sepeda statis dengan kondisi fisik dan tujuan kebugaranmu sebelum membeli, agar manfaat yang didapat bisa lebih maksimal.

Artikel Terkait