Anak Sulit Tidur? Ini Penyebab yang Sering Luput dari Perhatian Orang Tua

foto/istimewa

sekilas.co – Tidur menjadi kebutuhan mendasar bagi anak dalam menunjang pertumbuhan emosional, fisik, serta perkembangan kognitifnya.

Namun, di tengah pola hidup modern yang serba cepat, semakin banyak anak yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan tidur yang berkualitas.

Baca juga:

Aktivitas harian yang padat, paparan gawai berlebihan, hingga tuntutan akademik, kerap memicu masalah tidur yang berlangsung dalam jangka waktu lama.

Para ahli yang dikutip dari Medical Daily menjelaskan bahwa gangguan tidur pada anak tidak selalu berkaitan dengan kegelisahan semata.

Terdapat berbagai faktor lain yang dapat memengaruhi kemampuan anak untuk tertidur dengan mudah maupun mempertahankan tidur sepanjang malam.

Faktor Psikologis dan Perilaku yang Mengganggu Tidur Anak

1. Kecemasan dan Stres
Kekhawatiran seputar sekolah, hubungan pertemanan, hingga perubahan dalam lingkungan keluarga dapat memicu kecemasan pada anak, yang akhirnya berdampak pada kualitas tidur.

National Institute of Mental Health menyebutkan bahwa kecemasan dapat menyebabkan kondisi hiper-arousal, yakni keadaan di mana tubuh dan pikiran anak sulit rileks saat waktu tidur tiba.

2. Rutinitas yang Tidak Teratur
Pola tidur yang tidak konsisten menjadi salah satu pemicu utama insomnia pada anak. Selain itu, paparan cahaya biru dari layar gawai sebelum tidur terbukti dapat menekan produksi melatonin, hormon yang berperan dalam mengatur siklus tidur.

Riset dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa kebiasaan menggunakan gawai menjelang tidur berpengaruh langsung terhadap terganggunya ritme sirkadian anak.

3. Parasomnia dan Gangguan Tidur Malam
Gangguan seperti teror malam dan sleepwalking kerap muncul ketika anak mengalami kelelahan berlebih atau kurang tidur. Meski umumnya tidak berbahaya, kondisi ini menjadi tanda bahwa kualitas tidur anak belum optimal.

Faktor Medis, Lingkungan, dan Pola Konsumsi

1. Gangguan Pernapasan seperti Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Sekitar 1–5 persen anak mengalami OSA, yang umumnya dipicu oleh pembesaran amandel atau obesitas.

Kondisi ini menyebabkan gangguan aliran napas saat tidur dan dapat berdampak pada konsentrasi serta perilaku anak di siang hari.

2. Konsumsi Makanan dan Minuman Tertentu
Asupan kafein, gula berlebih, cokelat, serta makanan berat pada malam hari dapat menghambat proses tidur anak.

Anak yang mengonsumsi minuman berkafein pada sore hari cenderung lebih sulit tertidur dan lebih sering terbangun di malam hari.

Cara Mengatasi Gangguan Tidur pada Anak

Pakar tidur anak menyarankan orang tua untuk membangun rutinitas tidur yang teratur, membatasi penggunaan gawai setidaknya satu jam sebelum waktu tidur, serta memperhatikan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi anak pada malam hari.

Tak kalah penting, kondisi emosional anak juga perlu menjadi perhatian. Kecemasan yang dibiarkan tanpa penanganan dapat berdampak jangka panjang terhadap kualitas tidur dan kesejahteraan anak secara keseluruhan.

Artikel Terkait