Tanda Emotional Abuse yang Sering Tidak Disadari dan Perlu Kamu Waspadai Sejak Dini

foto/istimewa

sekilas.co –  Emotional abuse, atau kekerasan emosional, sering kali tersembunyi di balik kata-kata manis, janji-janji, atau hubungan yang tampak  normal di mata orang lain. Berbeda dengan kekerasan fisik yang meninggalkan bekas terlihat, kekerasan emosional bekerja secara perlahan. Ia merusak harga diri, menanamkan rasa takut, dan memengaruhi kondisi mental korban dalam jangka panjang.

Kekerasan emosional dapat terjadi dalam berbagai jenis hubungan, mulai dari hubungan romantis, keluarga, pertemanan, hingga lingkungan kerja. Karena tidak selalu disertai luka fisik, bentuk kekerasan ini kerap tidak disadari, bahkan oleh korbannya sendiri.

Baca juga:

Data global menunjukkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga, termasuk kekerasan emosional, merupakan masalah yang sangat umum. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1 dari 3 perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangan intim dalam hidupnya. Sementara itu, kekerasan emosional dilaporkan terjadi lebih luas lagi, meskipun lebih sulit diukur karena sifatnya yang tidak selalu terlihat.

Meski statistik khusus mengenai kekerasan emosional saja lebih jarang dipublikasikan, berbagai riset menunjukkan bahwa dampak psikologisnya bisa sama beratnya, atau bahkan lebih berkelanjutan, dibandingkan kekerasan fisik terutama jika dibiarkan tanpa penanganan.

Kuis ini ditujukan bagi siapa pun yang ingin memahami dinamika emosional dalam hubungan mereka dengan lebih baik, baik itu hubungan romantis, keluarga, maupun pertemanan dekat.

Perlu dipahami bahwa kuis ini bukan evaluasi resmi terhadap hubungan atau perilaku pasanganmu. Kuis ini merupakan alat refleksi diri yang membantu kamu mengenali apakah tanda-tanda tertentu mungkin mengindikasikan adanya kekerasan emosional.

Jika kamu merasa berada dalam situasi kekerasan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, memahami cara menavigasi situasi tersebut dengan aman menjadi hal yang sangat penting. Saat kamu siap, pertimbangkan untuk menghubungi profesional kesehatan mental atau layanan sosial untuk mendapatkan dukungan dan langkah lanjutan yang tepat. Kamu tidak sendiri, dan bantuan itu tersedia.

Artikel Terkait