Infeksi Parasit Berbahaya yang Bisa Menular Lewat Banjir dan Perlu Diwaspadai Masyarakat

foto/istimewa

sekilas.coBanjir bukan hanya soal air yang meluap, rumah terendam, atau aktivitas yang mendadak terhenti. Banyak orang hanya fokus pada bahaya fisik seperti arus deras, padahal risiko kesehatan setelah banjir bisa jauh lebih berbahaya dan sering kali tidak disadari.

Ketika air banjir bercampur dengan limbah, tanah, sisa bahan kimia, hingga kotoran hewan dan manusia, air menjadi penuh bakteri, virus, hingga parasit. Kondisi ini membuat penyakit mudah menyebar dengan cepat dalam komunitas, terutama ketika akses air bersih terbatas dan sanitasi terganggu.

Baca juga:

Berikut beberapa infeksi parasit yang dapat menular lewat banjir dan perlu diwaspadai oleh masyarakat terdampak.

Amoebiasis disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica yang menyerang usus dan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani. Parasit ini menginvasi dinding usus, menimbulkan luka, hingga menyebabkan perdarahan internal.

Infeksi ini mudah menular saat banjir melalui

Minum atau makan makanan yang terkontaminasi

Kebersihan diri yang buruk dan sanitasi tidak memadai

Penularan langsung antar manusia di lingkungan padat

Gejala yang perlu diperhatikan

Diare berdarah

Demam tinggi dan nyeri perut hebat

Penurunan berat badan dan kelelahan

Abses hati pada kasus berat, disertai nyeri perut kanan atas dan demam

Jika tidak diobati, amoebiasis dapat menyebabkan perforasi usus hingga infeksi hati yang mengancam jiwa.

Giardiasis disebabkan oleh parasit Giardia lamblia yang menempel di dinding usus dan menyebabkan gangguan pencernaan berkepanjangan.

Minum atau menelan air banjir yang terkontaminasi

Konsumsi makanan yang bersentuhan dengan air banjir

Penularan antar individu di tempat pengungsian yang padat dan kurang higienis

Diare lebih dari satu minggu

Perut kembung, gas berlebih, dan kram perut

Kelelahan dan penurunan berat badan

Feses berminyak, berbau tajam, dan mengapung

Giardiasis dapat menyebabkan dehidrasi dan malnutrisi, terutama pada anakanak dan orang dengan sistem imun lemah.

Infeksi ini disebabkan oleh parasit Cryptosporidium yang terkenal sangat tahan terhadap klorin sehingga tidak mudah mati dalam air minum biasa.

Minum air yang tidak diolah dengan benar

Berenang atau bermain di genangan air atau air banjir

Lingkungan padat dan sanitasi buruk di tempat pengungsian

Diare berair yang berlangsung berhari-hari hingga berminggu-minggu

Mual dan muntah berat

Nyeri perut dan dehidrasi

Demam dan hilang nafsu makan

Parasit ini sangat berbahaya bagi balita, lansia, dan penderita imun rendah. Langkah pencegahan paling efektif adalah merebus air hingga mendidih sebelum diminum.

Schistosomiasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing trematoda dari genus Schistosoma. Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan kronis pada berbagai organ, terutama usus dan saluran kemih.

Infeksi sering terjadi di daerah dengan sanitasi buruk dan kontak dekat dengan air tawar yang tercemar. Spesies yang paling umum antara lain S. mansoni, S. japonicum, dan S. haematobium.

Larva parasit berkembang di siput air tawar sebagai inang perantara

Larva dilepaskan ke air dan menembus kulit saat seseorang berjalan di air banjir, mencuci, atau bermain di genangan

Setelah masuk tubuh, larva berubah menjadi cacing dewasa dan hidup di pembuluh darah

Dalam situasi banjir, air yang menggenang dapat memperluas habitat siput perantara sehingga risiko meningkat.

Ruam gatal

Demam, menggigil, batuk

Nyeri otot dan kelelahan

Diare kronis dan feses berdarah

Pembesaran hati atau limpa

Nyeri saat buang air kecil dan urine berdarah

Risiko kanker kandung kemih meningkat dalam jangka panjang

Fascioliasis disebabkan oleh cacing hati Fasciola hepatica dan F. gigantica yang menyerang hati dan saluran empedu.

Penularan terjadi saat seseorang menelan kista parasit dari sayuran air mentah, air minum terkontaminasi, atau ketika banjir membawa kista ke sumber air bersih.

Demam

Nyeri perut kanan atas

Mual dan muntah

Penurunan nafsu makan

Ruam atau reaksi alergi

Nyeri perut berulang

Pembesaran hati

Ikterus (penyakit kuning)

Peradangan kronis saluran empedu

Askariasis disebabkan oleh cacing gelang Ascaris lumbricoides. Telurnya sangat tahan terhadap lingkungan dan mudah menyebar melalui tanah dan air yang terkontaminasi, terutama setelah banjir.

Batuk dan mengi

Demam ringan

Ketidaknyamanan dada

Sakit perut

Diare atau konstipasi

Mual

Penurunan berat badan

Pada infeksi berat dapat terjadi obstruksi usus

Hookworm disebabkan oleh Ancylostoma duodenale atau Necator americanus. Larvanya dapat menembus kulit secara langsung, terutama saat berjalan tanpa alas kaki di air banjir atau lumpur tercemar.

Ruam gatal di kulit

Batuk dan mengi ringan

Sakit perut, diare, mual

Anemia akibat cacing mengisap darah

Toxoplasmosis disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Dalam situasi banjir, tanah yang mengandung parasit dapat terbawa ke area pemukiman.

Penularan terjadi melalui konsumsi air atau makanan terkontaminasi, menyentuh wajah setelah kontak dengan lumpur kotor, serta dari ibu ke janin.

Pada orang sehat, infeksi sering ringan atau tanpa gejala. Namun pada ibu hamil dan individu dengan sistem imun lemah, toxoplasmosis dapat menyebabkan komplikasi serius.

Strongyloidiasis disebabkan oleh Strongyloides stercoralis, parasit yang mampu berkembang biak di dalam tubuh manusia selama puluhan tahun.

Dalam kondisi banjir, paparan kulit terhadap tanah atau lumpur tercemar meningkatkan risiko infeksi. Pada individu dengan sistem imun rendah, infeksi ini dapat berkembang menjadi hyperinfection syndrome yang fatal.

Ruam gatal dan batuk ringan

Nyeri perut kronis dan diare

Penurunan berat badan

Pada kasus berat: pneumonia, sepsis, perdarahan saluran cerna, hingga gagal organ

Banjir bukan hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga risiko kesehatan serius akibat air tercemar. Lingkungan lembap, sanitasi buruk, dan air bercampur limbah menjadi tempat ideal bagi parasit berkembang biak. Memahami jenis penyakit yang mungkin muncul dapat membantu masyarakat lebih waspada dan mencegah dampak kesehatan yang lebih buruk.

Artikel Terkait