sekilas.co – Terminal utama biasanya identik dengan fasilitas lengkap serta arus penumpang yang padat, sementara maskapai low cost cenderung punya kebutuhan berbeda dari operator full service. Banyak bandara akhirnya memisahkan alur keduanya supaya operasional lebih rapi, terutama di negara dengan pertumbuhan low cost carrier yang cukup cepat. Persaingan harga membuat struktur biaya menjadi faktor paling sensitif, sehingga penempatan terminal sering menyesuaikan kebutuhan operasional maskapai.
Berikut penjelasan yang lebih mudah dipahami.
Bandara memisahkan area low cost agar alur penumpangnya tidak bercampur dengan penumpang transit atau penumpang full service yang jalurnya lebih kompleks. Penumpang low cost biasanya datang dalam jumlah besar pada waktu tertentu, sehingga memerlukan ruang yang bisa diatur lebih mudah.
Pemisahan ini membantu bandara mengendalikan antrean, pemeriksaan keamanan, dan arus masuk serta keluar tanpa membuat terminal utama penuh. Selain itu, alur penumpang premium tetap lancar karena tidak berbagi jalur dengan volume penumpang yang lebih padat.
Dengan memiliki area tersendiri, bandara dapat menata jalur boarding, area menunggu, dan gate dengan format lebih sederhana. Penataan seperti ini juga memudahkan penyesuaian kapasitas ketika musim liburan atau lonjakan permintaan.
Terminal low cost lebih ringkas karena dibuat untuk kebutuhan perjalanan cepat tanpa banyak layanan tambahan. Alur yang lebih langsung membuat penumpang lebih mudah memahami arah pergerakan sejak masuk hingga menuju pesawat.
Maskapai low cost menjaga harga tiket tetap murah, sehingga struktur biaya operasional harus stabil. Terminal utama biasanya memiliki fasilitas lengkap, yang berarti biaya pemakaiannya lebih tinggi. Jika maskapai low cost ditempatkan di sana, biaya tambahan ini bisa memengaruhi harga tiket. Oleh karena itu, mereka memilih area dengan layanan dasar yang sesuai kebutuhan operasional.
Dengan memisahkan terminal, bandara lebih mudah menetapkan tarif berdasarkan fasilitas yang benar-benar digunakan. Sistem ini membuat biaya lebih jelas, sehingga maskapai tidak terbebani layanan tambahan yang tidak diperlukan. Penempatan terkontrol juga memudahkan bandara menyesuaikan tenaga kerja dan peralatan di area yang tepat. Hasilnya, operasional harian tetap efisien tanpa mengganggu model bisnis low cost.
Maskapai low cost menjalankan jadwal rapat sehingga pesawat harus kembali terbang dalam waktu singkat setelah mendarat. Proses ini lebih mudah dilakukan di terminal dengan arus sederhana dan jarak langsung ke apron.
Mereka biasanya tidak memakai aerobridge agar penumpang bisa naik dan turun lewat dua pintu sekaligus, sehingga waktu henti pesawat lebih singkat. Di zona khusus, bandara bisa menempatkan pesawat di titik parkir dekat gate sederhana. Hal ini membantu kru melakukan pembersihan kabin, pengisian bahan bakar, dan pergantian penumpang tanpa hambatan. Kecepatan ini berpengaruh langsung pada jumlah rute harian yang bisa dijalankan.
Maskapai low cost fokus pada perjalanan jarak dekat hingga menengah, sehingga tidak membutuhkan fasilitas rumit seperti lounge premium atau sistem bagasi transit. Terminal utama dirancang untuk penumpang dengan kebutuhan tersebut, sehingga operasinya lebih berat dan biayanya lebih besar. Penumpang low cost biasanya melakukan perjalanan langsung tanpa perpindahan pesawat, sehingga penempatan terminal berbeda justru lebih sesuai dengan pola perjalanan mereka.
Dengan memisahkan terminal, bandara bisa menata alur lebih cepat sejak pemeriksaan awal hingga gate. Jalurnya lebih pendek, sehingga penumpang tidak harus melewati banyak tahap. Area tunggu dibuat lebih ringkas agar waktu keberangkatan lebih mudah diprediksi. Alur sederhana ini membuat perjalanan efisien tanpa mengganggu penumpang full service yang membutuhkan layanan tambahan.
Pesawat low cost memiliki pola operasi cepat, termasuk taxiing singkat dan penggunaan landasan fleksibel. Jika digabung dengan pesawat full service di terminal utama, perbedaan ini dapat menambah antrean di apron maupun landasan. Terminal terpisah memudahkan bandara mengatur jalur pergerakan pesawat agar tidak saling menghambat.
Dengan pembagian ruang yang jelas, antrean pesawat lebih mudah dikendalikan. Di area khusus, bandara dapat menata jarak parkir, urutan pushback, dan posisi kendaraan apron secara konsisten. Aturan yang terarah ini membantu pesawat mengikuti jadwal tanpa gangguan, sekaligus mengurangi risiko kemacetan saat jam sibuk.
Penempatan maskapai low cost di terminal terpisah membantu bandara menyeimbangkan kebutuhan tiap maskapai tanpa saling mengganggu. Alur yang lebih sederhana membuat perjalanan lebih jelas dan cepat.
Menurutmu, fasilitas apa yang paling perlu ditambahkan di terminal low cost agar pengalaman perjalanan penumpang makin nyaman?





