Sekilas.co – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menekankan pentingnya literasi untuk memahami peluang dan risiko dalam transaksi perdagangan berjangka komoditi (PBK).
Saat membuka secara virtual Bulan Literasi PBK 2025, Budi mengatakan PBK hadir sebagai instrumen penting, baik untuk lindung nilai (hedging), pembentukan harga (price discovery), maupun diversifikasi investasi. Kontribusi PBK diharapkan dapat mendukung ekonomi digital melalui akses perdagangan di sektor pertanian, energi, dan komoditas unggulan Indonesia.
“Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi sangat penting untuk mencetak generasi emas yang cakap PBK melalui penguatan literasi,” ujar Budi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Saat ini komoditas yang aktif diperdagangkan dalam PBK antara lain minyak kelapa sawit (CPO), olein, kakao, kopi, dan emas digital. Selain itu, Indonesia memiliki komoditas strategis seperti karet, kopra, nikel, batu bara, dan produk perikanan yang memiliki peluang besar untuk ditransaksikan.
Menurut Budi, optimalisasi kontrak multilateral berbasis komoditas strategis Indonesia akan menjadi langkah penting dalam meningkatkan kinerja PBK.
Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), volume transaksi PBK periode Januari–Juli 2025 mencapai 8,18 juta lot atau meningkat 5,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,76 juta lot.
Jumlah nasabah aktif pada Juli 2025 mencapai 125 ribu, meningkat 13,3 persen dibandingkan Juni 2025 sebanyak 110,3 ribu investor. Data ini menunjukkan peluang besar pengembangan pasar PBK di dalam negeri.
“Mengingat PBK merupakan industri high risk high return, generasi muda dan mahasiswa perlu dibekali pemahaman yang optimal melalui kegiatan literasi,” jelas Budi.
Kepala Bappebti Tirta Karma Senjaya menambahkan, Bulan Literasi diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat sehingga mampu memahami peluang sekaligus risiko PBK.
Pemahaman yang baik akan mengurangi potensi permasalahan, aduan, sekaligus mendorong tumbuhnya transaksi PBK yang aman dan nyaman.
“Untuk itu, kami mengajak seluruh pemangku kepentingan berkolaborasi memperkuat literasi PBK agar industri PBK terus tumbuh dan berkembang,” imbuh Tirta.





