sekilas.co – London Fashion Week (LFW) 2026 berlangsung pada 17–21 September 2026. Perhelatan tahunan ini menghadirkan gebrakan baru dari para desainer dan makeup artist internasional. Musim ini, runway didominasi warna-warna berani, siluet dramatis, serta detail penuh kejutan. Tidak hanya busana, tren kecantikan juga mencuri perhatian dengan tampilan eksperimental yang berani sekaligus memikat.
Meskipun beberapa nama besar absen dari kalender, atmosfer London tetap hidup berkat karya-karya segar yang penuh energi. Dari warna mencolok, pinggul ber-volume besar, hingga nail art psychedelic, panggung mode musim ini membuktikan bahwa eksperimen masih menjadi DNA fashion Inggris. Berikut 12 tren utama yang patut dicatat dari London Fashion Week 2026.
Cobalt Blue Jadi Warna Favorit Desainer
Warna biru terang, khususnya cobalt dan Yves Klein blue, menjadi primadona di runway LFW 2026. Pauline Dujancourt dan Ahluwalia menghadirkan busana dengan nuansa biru cerah yang hangat, menciptakan transisi sempurna dari musim panas ke musim gugur. Biru ini tampil menarik baik dalam gaya monokrom minimalis maupun lewat tekstur berlapis yang memberi kedalaman.
Kekuatan cobalt blue terletak pada fleksibilitasnya. Warna ini bisa tampil bold saat dipakai head-to-toe, atau menjadi aksen kuat ketika dipadukan dengan palet netral. Para desainer London menunjukkan bahwa warna ini tidak hanya elegan, tetapi juga modern dan penuh energi.
Motif Bunga Padat hingga Minimalis Modern
Motif bunga selalu muncul di musim semi, tetapi tahun ini hadir dengan sentuhan yang menawan. Richard Quinn, Mithridate, dan Yuhan Wang menampilkan floral padat yang memberi kesan dramatis. Sebaliknya, Simone Rocha dan Marques’ Almeida menghadirkan bunga tunggal sebagai pusat perhatian busana, menciptakan kesan minimalis nan artistik.
Pendekatan kontras ini membuat motif bunga terasa lebih segar. Dari yang ramai hingga super sederhana, motif bunga kali ini bukan sekadar ornamen, tetapi juga simbol kekuatan visual yang bisa mendominasi tampilan.
Pinggul Volume Besar ala Abad ke-18
Siluet pinggul bervolume besar menjadi sorotan di beberapa koleksi, menghadirkan nuansa busana ala 1800-an dengan sentuhan modern. Simone Rocha membuka show dengan gaun payet berpinggul dramatis, sementara Erdem, Roksanda, hingga Toga turut memamerkan rok penuh volume dan pinggang yang terstruktur.
Gaya ini tidak hanya teatrikal, tetapi juga menjadi simbol kekuatan perempuan. Pinggul besar memberi kesan megah sekaligus feminin, menciptakan tampilan yang terasa historis namun tetap relevan dengan estetika kontemporer.
Chartreuse & Lime Hijau Paling Hits
Selain biru, hijau terang seperti chartreuse dan lime juga meramaikan panggung perhelatan tahunan ini. Simone Rocha menghadirkan dress ber-padding pinggul dalam warna neon green, sedangkan Ahluwalia memilih mini set yang sleek, dan Conner Ives menampilkan “Brat green” sebagai penghormatan pada pop culture.
Hijau ini memberi energi muda sekaligus vibe playful yang segar. Mulai dari gaun dramatis hingga set kasual, green vibes membuktikan bahwa warna ini fleksibel untuk gaya formal maupun santai.
Micro Cutting Ala ’90-an
Gaun super mini kembali menjadi sorotan dengan sentuhan baru. Erdem menampilkan gaun korset yang dipotong tinggi di atas lutut, memberikan siluet tajam dan elegan. Di sisi lain, Dilara Findikoglu membawa nuansa seksi melalui mini dress slinky dengan potongan berani.
Tren ini memberi ruang bagi eksplorasi bentuk tubuh secara chic. Mini dress bukan lagi sekadar item kasual, tetapi juga pernyataan mode yang bisa dikenakan dari panggung runway hingga street style.
Fringe yang Penuh Gerakan
Rumbai atau fringe menjadi detail yang mendominasi musim ini. Burberry menampilkan jaket kulit turquoise lengkap dengan fringe, sementara Tove mengekspresikan rumbai di seluruh koleksi untuk menciptakan efek dinamis.
Fringe selalu punya pesona karena memberi ilusi gerakan. Musim ini, detail tersebut dipoles lebih mewah dan modern, sehingga cocok dikenakan baik untuk gaya bohemian maupun high-fashion.
High-Waisted Briefs yang Stylish
Celana high-waisted masih menjadi primadona. Simone Rocha menambahkan detail kristal pada briefs, Burberry memilih rajutan crochet, sementara Mithridate memadukan briefs bermotif dengan atasan funky.
Tren ini membawa outfit “big shirt, little pants” ke level baru. High-waisted briefs kini hadir lebih variatif, mulai dari glamor hingga edgy.
Lace Romantis dengan Nuansa Antik
Lace tampil lebih matang musim ini dengan nuansa antik yang menggoda. Bora Aksu memadukan lace dengan gingham dress, sementara Yuhan Wang bereksperimen dengan kombinasi armor dan lace. Alih-alih tampil manis, lace kali ini terasa lebih misterius. Teksturnya menambahkan kedalaman visual pada busana dan menghidupkan kesan vintage yang modern.
Lace juga terlihat di beberapa runway London Fashion Week, termasuk Simone Rocha, Erdem, dan Burberry.
Power Lips – Bibir Jadi Kanvas Ekspresi Ekstrem
Dari rustic reds di Roksanda, glossy black lips di Simone Rocha, hingga pastel neon lips di Conner Ives, bibir menjadi pusat perhatian di runway. Makeup artist menghadirkan desain bibir yang lebih menyerupai karya seni daripada sekadar makeup.
Statement lips ini memberi ruang ekspresi individual. Warna dan desain yang berani membuktikan bahwa lipstik menjadi aksesori utama musim ini.
Sculpted Hair – Updo Arsitektural dengan Sentuhan Retro
Richard Quinn menghadirkan updo bergaya Hitchcock meets David Bowie dengan bantuan hairstylist Sam McKnight. Sementara itu, Labrum menampilkan drop-braids dengan aksen tembaga, dan Edeline Lee memilih slick-back hair yang rapi untuk menonjolkan busana.
Tren rambut ini menekankan arsitektur dan struktur, sehingga menghadirkan kesan high-fashion yang glamor. Rambut bukan hanya pelengkap, tetapi menjadi bagian dari keseluruhan look.
Raw & Real – Eksperimen Tekstur Alami dan Kilau Pasir
Dilara Findikoğlu menghadirkan wajah dengan patch mud yang menjadi simbol kebebasan dari norma gender. Labrum menampilkan efek sand-kissed dengan pasir dan glass pebbles, sementara Dimitra Petsa memamerkan model berkulit clay dengan rambut basah khasnya.
Eksperimen ini menghadirkan nuansa raw dan natural, namun tetap artistik. Beauty trend ini menunjukkan bahwa keindahan bisa hadir dari tekstur yang tak biasa.
Shiny Details – Dari Headpiece Kristal hingga Nail Art Psychedelic
Aksesori rambut menjadi pusat perhatian di Susan Fang, Simone Rocha, dan Bora Aksu, mulai dari headpiece kristal hingga bonnet romantis. Di sisi lain, kuku pun tak kalah mencolok. Chopova Lowena menampilkan nail art psychedelic, Harris Reed dengan motif ombre dan garis tegas, sementara Burberry membawa diamond-encrusted nails.
Detail kecil ini memperkuat pernyataan gaya di runway. Rambut berhiaskan kristal dan kuku penuh motif psychedelic membuktikan bahwa musim ini, kecantikan adalah tentang keberanian bermain dengan detail.





